Rencana kenaikan tarif angkutan kota (angkot) di Medan menuai protes dari kalangan orang tua siswa. Mereka menilai, kenaikan tarif tersebut sangat memberatkan mengingat harga-harga kebutuhan pokok yang saat ini terus merangkak naik.Diketahui, tarif ongkos angkutan Kota Medan segera naik yakni menjadi Rp2.500 untuk pelajar dan mahasiswa dari sebelumnya Rp1.800,-/estafetnya.
Sedangkan bagi penumpang umum menjadi Rp3.800 dari sebelumnya Rp2.800. Kenaikan tarif tersebut tinggal menunggu SK Walikota Medan.
"Kenaikan ini jelas memberatkan. Jadi saya harus menyisihkan Rp 130 ribu/bulan untuk anak saya," ujar Ratna, salah satu orang tua siswa.
Ratna bilang, sebelum kenaikan tarif itu, anaknya yang duduk di bangku SMP tersebut dibekali ongkos angkot Rp 4 ribu perhari pulang pergi. Dengan kenaikan ini, berarti setiap hari dia harus menyiapkan uang Rp 5 ribu perhari.
"Itu belum termasuk uang jajan anak saya Rp 5 ribu/hari. Jadi kalau ditotal biaya yg harus saya keluarkan sekitar Rp 300 ribu perbulan," ujarnya.
Pendapat serupa disampaikan orang tua murid lainnya, Dadok. Menurutnya, kenaikan tarif ongkos untuk pelajar yang ditetapkan oleh pemerintah itu tidak tepat karena umumnya pemakai angkot adalah siswa dari kalangan menengah ke bawah.
Apalagi biaya pendidikan saat ini demikian tinggi. Belum lagi kutipan-kutipan yang saban bulan selalu dilakukan pihak sekolah.
"Saya berharap, kenaikan tarif angkot ini tidak realistis. Apalagi pemerintah sudah memberikan subsidi BBM untuk para pengusaha angkutan. Jadi, tidak adil saja rasanya," ujar Dadok, warga Tanjung Mulia, Medan itu.
Organda Medan sendiri beralasan, kenaikan tarif angkutan umum ini didasari adanya penyesuaian tarif angkutan dan menilai bahwa tarif saat ini tidak mampu lagi menutupi biaya operasional dan perawatan kendaraan, serta biaya hidup operator angkutan kota. [ded]
KOMENTAR ANDA