Kepala Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Navi Pillay kembali mengungkapkan kerisauannya akan pelanggaran HAM yang terjadi di penjara Guantanamo, Kuba. Karena itu, ia terus menekan Amerika Serikat untuk menutup penjara tersebut.
Sebagaimana dilansir Associated Press Sabtu, (6/4/2013), Navi Pillay, mengatakan dia sangat kecewa karena Washington tidak kunjung menutup fasilitas itu.
Pillay, yang telah lama mendesak penutupan Guantanamo, mengatakan ruang tahanan para napi di penjara Guantanamo penuh sesak, jelas melanggar hukum internasional.
Pada kampanyenya pemilu 2008 lalu, Presiden Barack Obama berjanji untuk menutup penjara yang kontroversial itu. Tapi keinginannya itu dihalang-halangi oleh anggota Kongres AS. Kongres melarang tahanan Guantanamo untuk dipindahkan ke penjara-penjara yang ada di wilayah AS.
Seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online, penjara Guantanamo yang mulai beroperasi sejak 13 tahun lalu setidaknya dihuni sekitar 500 tahanan AS yang sebagai besar dituding terlibat jaringan terorisme.
Sesuai draft Komisi HAM PBB pada Februari 2006 lalu, penjara tersebut sebenarnya sudah direkomendasikan PBB untuk segera ditutup karena terlalu banyaknya laporan penyiksaan dan pelanggaran HAM di dalam penjara tersebut. Namun pemerintah AS hingga kini belum menghiraukannya. [ans]
KOMENTAR ANDA