
"Tutup SRL dan SSL yang menjadi alat mafia untuk menyerobot tanah warga," teriak Batao Simanjuntak (70) salah seorang pengunjuk rasa.
Batao menyerukan, agar DPRD Sumut lebih jeli melihat permasalahan yang muncul di Padang Lawas akibat konflik tersebut. Ia menegaskan, petani di Padang Lawas bukan penyerobot lahan perusahaan seperti yang dituduhkan pihak perusahaan.
"Merekalah yang menyerobot dan menindas kami, kenapa pemerintah diam, DPRD diam?" teriaknya lagi mempertanyakan.
Situasi di Padang Lawas, kata Batao semakin memprihatinkan, sebab aparat kepolisian juga terkesan memihak pengusaha. Tudingan ini didasarkan minimnya penindakan terhadap pelaku kekerasan kepada masyarakat dan kelompok preman suruhan pengusaha yang kerap mengintimidasi warga.
"Polisi bayaran semua," tambah Batao.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan di ruas Jalan Imam Bonjol yang mengakibatkan arus lalu lintas terganggu. [hta]
KOMENTAR ANDA