Jerit isak tangis para pedagang kaki lima mewarnai aksi pembongkaran lapak pihak Kecamatan Medan Kota bersama Sat PP Kota Medan, Rabu (3/4/2013). Pasalnya, seakan tak ada solusi lain pembongkaran kios di seputaran Stadion Teladan Medan ricuh. Kehadiran ratusan petugas Sat Pol PP Kota Medan, mendapat perlawanan dari pedagang yang tak terima dengan pembongkaran paksa kios itu.
Salah seorang pedagang, Eviana (35) mengatakan, dirinya sangat kecewa terhadap pihak Kecamatan. Pasalnya, sambung Eviana, lapak berjualan lontong miliknya di depan rumahnya dibongkar paksa petugas. ''Saya membuat lapak dagangan di areal rumah saya. Tapi dibongkar paksa,'' katanya.
Aksi pembongkaran lapak miliknya pun mendapat perlawanan dari belasan pihak keluarganya yang tak terima dengan tindakan petugas. ''Kios ini di rumahku dibongkar juga, saya orang susah. Cari makan cuma dengan ini, tapi tega dibongkar tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Apa ini semua, tak ada hati nuraninya. Kenapa hanya bagian sini saja dibongkar, yang bagian depan sana juga coba kalau bisa," teriaknya.
Pembongkaran kios pun dinilai pedagang ada unsur pilih kasih. Pasalnya, para pedagang sepatu yang memanjang hingga ke Jalan Gedung Arca tak sedikitpun disentuh petugas. "Itu pedagang sepatu kalian bongkar, jangan hanya kami saja. Jangan sampai kami bakar itu nanti, kami orang kecil dan susah juga bisa marah," teriaknya kembali.
Di lokasi, pembongkaran lapak pedagang menimbulkan kemacetan panjang. Petugas dari Polsekta Medan Kota pun turut dilibatkan untuk mengatur arus lalulintas. Tampak seorang pria yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato ornamen batik dengan emosi merusak lapak jualannya sendiri. Hal itu dilakukannya di hadapan petugas sebagai ungkapan kekecewaannya.
"Saya sudah tobat ya, aku mau jualan cari makan halal saja kalian ganggu juga," ujarnya kepada petugas seraya hendak memukul petugas menggunakan besi panjang.
Beruntung seorang petugas dari Polsekta Medan Kota mampu meredam emosinya. Kekecewaan pedagang tak sampai disitu saja, mereka juga mengejar Camat Medan Kota, Parlindungan Nasution dan mengatakan agar tidak tebang pilih. ''Woy Camat, itu di sana bongkarlah. Jangan hanya di sini saja. Sini kau jangan lari kau,'' teriak para pedagang yang didominasi kaum hawa ini dan dihalau petugas lainnya.
Pembongkaran lapak pedagang pun terhenti setelah hujan mengguyur sekitar lokasi.
Camat Medan Kota, Parlindungan Nasution mengatakan, pembongkaran itu karena melanggar peraturan. Mengenai kutipan yang dikatakan para pedagang, sebut Parlindungan Nasution, itu hanyalah kutipan retribusi sampah.
''Ini melanggar Perda makanya kita tertibkan. Kalau katanya ada kutipan, itu alasan klasik. Hanya retribusi kebersihan dan tidak lebih tidak kurang,'' ucapnya sambil berlalu terus berjalan.
Disinggung mengenai tak adanya pemberitahuan dan adanya unsur tebang pilih, Parlindungan Nasution, enggan berkomentar. [ans]
KOMENTAR ANDA