Total 13 orang tewas, mayoritas anak-anak dalam kebakaran di pondok pesantren (ponpes) yang berada di Yangon, Myanmar, kemarin. Insiden terjadi saat meningkatnya ketegangan antar warga penganut Buddha dan Islam di Negeri Lumbung Padi itu dalam beberapa pekan terkahir.
Namun kepolisian menyimpulkan kebakaran ini murni kecelakaan. Penyebab sementara kebakaran adalah hubungan pendek arus listrik atau konsleting.
''Kebakaran murni musibah diakibatkan arus pendek listrik,'' kata Polisi Thet Lwin seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Pernyataan polisi dibantah Zaw Min Htun, anggota dari organisasi pemuda Muslim setempat. Dia mengaku segera berlari ke ponpes begitu mendapat kabar ada kebakaran.
Menurut dia, kebakaran ini terjadi karena ada orang yang melakukan pembakaran.
''Saya tidak melihat ada kabel yang terbakar di masjid. Kotak sekering bangunan juga dalam kondisi baik,'' kata Zaw.
''Muslim sangat marah. Anak-anak tidak bersalah. Seseorang membakar masjid. Aparat harus menyelidiki kejadian ini,'' katanya geram.
Sekadar diketahui, kebakaran berasal dari masjid dan salah satu gedung yang ada di dalam kompleks ponpes.
Saat kebakaran, 16 murid-murid masih tertidur di loteng. Mereka terjebak karena tangga terbakar. Tiga anak yang melompat selamat dan selebihnya tewas.
Penjaga masjid Soe Myint mengatakan sebagian besar anak-anak itu yatim piatu. Polisi mencatat, total 75 orang berada di lokasi ponpes ketika kebakaran terjadi.
Disebutkan, kerusuhan di Myanmar telah menodai pemerintahan Presiden Thein Sein yang berjuang untuk mewujudkan pemerintahan demokrasi setelah setengah abad dipimpin militer. [ans]
KOMENTAR ANDA