Hingga kini prilaku negatif anggota Polri terus diperbincangkan. Apalagi sejauh ini pengawasan terhadap internal Polri tergolong sangat lemah.
Menurut siaran pers Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) kepada MedanBagus.com pagi ini membeberkan data prilaku kasus-kasus negatif yang dilakoni oknum polisi selama 3 bulan terakhir sepanjang tahun 2013 (Januari hingga Maret).
POLISI TERLIBAT NARKOBA 4 Kasus
Jumat 22 Maret 2013:
Bripka Raja Adilah yang ditangkap karena terlibat narkoba berhasil melarikan diri saat hendak dibawa tiga petugas BNN.
Jumat 22 Maret 2013:
Brigadir K yang berdinas di Mabes Polri ditangkap petugas Polres Jakpus bersama teman wanitanya R (25) warga Bogor di sebuah diskotek di Jakarta Utara. Dari saku kiri Brigadir K disita 150 butir ekstasi dan 560 butir lainnya disita di tempat lain. Ada juga alat timbang digital dan alat hisap sabu alias bong.
Selasa 12 Maret 2013:
Bripka R, anggota Polsek Jatinegara, Jaktim ditangkap petugas BNN saat menggunakan narkoba bersama dua temannya di Jatinegara. Tersangka ditangkap dengan barang bukti delapan paket sabu-sabu.
Jumat 18 Januari 2013:
Briptu Martua Sagala (27) diamankan tim Reserse Narkoba Polres Nias, Sumut. Polisi juga menyita barang bukti berupa 11,74 gram sabu-sabu, alat isap sabu dan plastik klip untuk mengemas sabu-sabu. Sebelumnya, Sagala pernah juga ditangkap dalam kasus narkoba dan divonis penjara selama 5,5 bulan oleh Pengadilan Negeri Gunung Sitoli.
PENGANIAYAAN 3 Kasus
Jumat 15 Februari 2013:
Tidak terima dengan penyiksaan yang dilakukan lima polisi, keluarga Galih Yoga Pratama (18) mendatangi Polda Jawa Tengah. Awalnya warga Pondok Raden Patah, Demak ini bersama temannya Sukirman diculik. Di dalam mobil keduanya disuruh mengaku telah melakukan pembunuhan. Mereka juga disiksa karena tidak mau mengaku, padahal keduanya tidak pernah melakukan pembunuhan. Setelah luka-luka keduanya dilepas.
Kamis 7 Februari 2013:
Susanto seorang pengamen di Wonogiri, Jateng ditangkap dan disiksa di Polsek Selogiri karena dituduh mencuri burung. Setelah ditahan dua hari, ia dibawa ke Polres Wonogiri dan dilepas karena dinyatakan tidak terbukti. Akibat kondisinya parah teman-temannya membawa ke rumah sakit. Pihak RSUD Wonogiri memaparkan Susanto mengalami patah tulang pada jari kelingking, luka memar di beberapa bagian tubuh serta luka bekas cekikan di leher dan ada luka dalam karena air seninya bercampur darah.
Kamis 11 Januari 2013 (pukul 23.00):
Kapolsek Leksono, Wonosobo, AKP Eko Sembodo menganiaya seorang satpam dan tukang parkir di sebuah tempat hiburan malam di Magelang, Jateng. Kasus ini berawal saat AKP Eko dan rekan-rekannya hendak pulang dari sebuah tempat hiburan malam. Di parkiran, mereka bertemu dengan Satpam Muhtamin yang kemudian memukulinya. Seorang tukang parkir Muhtasor yang mencoba merelai juga ikut dipukuli. Setelah keduanya babak belur kapolsek dan rombongannya pergi.
PRILAKU MENYIMPANG 6 Kasus
27 Februari 2013:
Perwira Polres Bulukumba, Iptu Briston Napitupulu, ditahan Divisi Propam Polda Sulselbar karena dipergoki berselingkuh dengan istri salah satu anak buahnya. Bripka Rafiuddin memergoki istrinya, Lin Nur Inna bersama Iptu Briston, di dalam kamar rumahnya, di kompleks Aspol Polres Bulukumba pada 27 Februari sore. Begitu tertangkap basah, Briston langsung kabur. Sebab ratusan warga ikut mengepungnya.
Selasa 26 Februari 2013:
Empat polisi, yakni Iptu CT, Brigadir DN, Bripka TD, Briptu JN, dan Bripka ED disidang Propam Polda Babel di Pangkalpinang. Mereka dianggap salah prosedur dalam penanganan kasus. Saksi yang seharusnya diperiksa dan dilindungi malah dimasukkan ke dalam penjara oleh mereka. Bahkan penangkapan terhadap MD tidak disertai surat penangkapan.
19 Februari 2013:
Anggota Brimob Bripka E dan temannya S ditahan di Polres Jakarta Timur. Keduanya dituduh melakukan aksi sodomi terhadap bocah 5 tahun. Akibatnya korban mengalami trauma hebat. Setiap malam korban suka berteriak kesakitan.
Senin 4 Februari 2013:
Kapolres Banggai, Sulteng AKBP Yossy Kusomo dicopot dari jabatannya karena memukuli pekerja yang sedang memperbaiki jalan di jembatan Kintom, Minggu 3 Februari 2013. Akibat ulah Kapolres ini warga setempat marah dan memblokir jalanan. Akibatnya terjadi bentrokan antara warga dan polisi. Seorang warga tertembak dan sejumlah orang lainnya luka-luka, termasuk seorang polisi dilarikan ke rumah sakit karena diamuk massa.
Senin 14 Januari 2013:
Briptu Ronny Purwoko (27) anggota Polsek Sidomukti, Salatiga, Jateng ditangkap karena memvideo dirinya sedang meracik dan mengkonsumsi sabu-sabu. Dalam video berdurasi 4 menit 14 detik yang sudah menyebar ke masyarakat via handphone itu terlihat latar belakang seragam polisi yang tergantung di pintu.
Rabu 2 Januari 2013:
Polisi berinisial Ipda TS dilaporkan ke Propam Polresta Denpasar, Bali karena diduga mencabuli bocah kelas 5 SD. Polisi yang sudah pindah tugas ke Yogyakarta ini diduga melakukan aksi pencabulan sebanyak lima kali. Dalam laporannya, korban dicabuli TS pada tahun 2012 saat berdinas di bagian Sat Narkoba Polresta Denpasar. Aksi pencabulan ini dilakukan di rumah korban di kawasan Denpasar.
POLISI KOBOI 4 Kasus
26 Februari 2013:
Dua anggota Polda Sumbar, Brigadir GB dan Bripda A ditangkap karena terlibat aksi penembakan terhadap bidan Nurmala Dewi Tinambunan di Patumbak, Deli Serdang, Sumut. Peristiwa penembakan ini berawal dari keluhan temannya di Batam, yang menduga suaminya selingkuh dgn Nurmala. Brigadir GB dan Bripda A lalu merencanakan teror dan pembunuhan terhadap Nurmala.
4 Februari 2013 (pukul 19.30)
Irma (40) warga Desa Kintom, Banggai, Sulteng terkena tembakan di bagian belakang hingga tembus ke dada. Akibatbya, korban dibawa ke RS Luwuk. Saat itu polisi hendak menjemput Solihin Noho yg akan dibawa ke Polsek Batui. Tiba-tiba polisi mengeluarkan tembakan dan mengenai Irma.
27 Januari 2012:
Pratu Heru Oktavianus tewas setelah pinggangnya ditembak Briptu BW. Penembakan bermula saat korban melintas di pos polisi Ogan Dua, Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Tidak diketahui pasti penyebabnya, tiba-tiba terjadi keributan antara Pratu Heru dengan sekelompok Polantas Polres OKU yang sedang berpatroli. Saat itulah Brigadir BW menembak korban. Merasa kasus ini tak kunjung dituntaskan, 95 teman korban dari Yon Armed Martapura mengamuk dan membakar Polres OKU pada 7 Maret 2013.
Rabu 16 Januari 2013 (pukul 22.00):
Andri Tumpak Simambara (18) menjadi korban salah tembak polisi. Siswa SMK Kota Tegal, Jateng ini ditembak kaki kirinya karena diduga polisi sebagai pelaku pencurian dengan dengan modus memecah kaca mobil Ford B 1034 KKT yang diparkir di Jalan S Parman, Tegal. [ans]
KOMENTAR ANDA