Penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dengan basis teknologi diyakini mampu menekan biaya dan mengurangi beban anggaran negara. Penggunaan teknologi electronic voting (e-voting) telah lama digarap para peneliti dari Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"E-voting adalah perjuangan kita sejak 2009," ujar Andrari Grahitandarupeneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) , dalam diskusi bertajuk "E-voting Solusi Alternatif Konsep Pemilu Hemat Biaya, Seberapa Efektifkah?" yang diselenggarakan The Habibie Center di Kemang, Jakarta, kemarin (Sabtu, 30/3/2013).
Meski begitu, Andriari menegaskan, bahwa mustahil menerapkan cara itu untuk menghadapi Pemilu 2014 yang sudah berada di depan mata. Namun, untuk Pemilu 2014 sudah tidak mungkin menerapkan e-voting.
"Nggak bisa. Kan kita tahapan untuk pemilu 2014 butuh dua tahun," ujarnya.
Sementara itu, Peneliti LIPI Indria Samego mengatakan penggunaan Sistim Electronic Voting (e-voting) dapat menghemat biaya, dianggap tidak memiliki landasan yang kuat. Pasalnya, substansi pemilu adalah keseriusan penyelenggara dalam menyelegarakan pemilu. Ini karena hasil pemilu akan berpengaruh pada masa depan bangsa. Jadi, lanjutnya, permasalahan pemilu bukan pada murah atau mahalnya biaya, tapi lebih kepada keseriusan penyelegaraan. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA