MBC. Penggunaan Sistim Electronic Voting (e-voting) dianggap akan mampu menekan biaya pengenluaran dalam pemilihan umum (pemilu). Namun anggapan itu mendapat perimbangan dari Peneliti LIPI Indria Samego tidak memiliki landasan yang kuat.
Menurut Indira, substansi pemilu adalah keseriusan penyelenggara dalam menyelegarakan pemilu. Ini karena hasil pemilu akan berpengaruh pada masa depan bangsa. Jadi, lanjutnya, permasalahan pemilu bukan pada murah atau mahalnya biaya, tapi lebih kepada keseriusan penyelegaraan.
"Pemilu itu tidak boleh main-main, meski harganya mahal, yang penting hasilnya serius," katanya dalam diskusi bertajuk "E-voting Solusi Alternatif Konsep Pemilu Hemat Biaya, Seberapa Efektifkah?" di Kemang, Jakarta, Sabtu, (30/3/2013).
Lebih lanjut, Indria menegaskan bahwa permasalahan politik adalah permasalahan manusia, bukan permasalahan teknologi dan ekonomi. Oleh karena itu, ia mengaku risih ketika mendengar penyelenggaraan pemilu di Indonesia dibanding-bandingkan dengan pemilu di India.
Dalam perbandingan itu, dikatakan bahwa biaya pemilu di India yang menggunakan e-voting lebih murah ketimbang di Indonesia yang masih manual.
Menurutnya, tolak ukur pemilu tidak terletak pada jumlah pengeluaran uang. Tapi lebih ke hasil yang jujur dan adil.
"Pemilu bukan soal spending money," demikian kata Indria. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA