Daniel Siahaan (16), putra bungsu dari Kapolsek Dolok Pardamean, Kompol Anumerta Andan Siahaan yang tewas dianiaya massa Rabu lalu, tetap berkeinginan meneruskan jejak sang ayah menjadi polisi.
Harapan itu disampaikan Velegia Situmorang (45), istri almarhum usai pemakaman suaminya di Taman Makam Pahlawan, Jalan SM Raja Medan, Jumat (29/3/2013) sore.
"Anak saya yang laki-laki, masih duduk di bangku SMA, ingin masuk polisi," ujar Veligia terbata-bata.
"Pak Kapolda bilang, anak-anak saya akan diperhatikan," ujarnya terisak.
Sebelum kejadian, Veligia tidak ada firasat sama sekali kalau suaminya akan pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya dengan cara yang mengenaskan.
Namun Velegia mengaku sudah memaafkan para pelaku mengakibatkan suaminya terbunuh saat bertugas dan agar pelaku dihukum seadil-adilnya.
"Saya sudah memafkan perlakuan warga terhadap suami saya tapi saya dan anak-anak berharap mereka dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku," ujarnya yang diamini ketiga anaknya, Mei Stephanie (21), Setia Lestari Lumban Gaol (18) dan Daniel.
Diketahui, kematian Kapolsek yang tewas dengan tragis saat bertugas ini telah menyedot perhatian publik. Jumat (29/3/2013), sekitar pukul 16.00 WIB, jenazah almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Medan untuk dikebumikan dengan upacara militer.
Upacara dipimpin Kapoldasu Irjenpol Wisjnu Amat Sastro juga dihadiri Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Pangdam I Bukit Barisan, Mayjend Lodewijk F Paulus, Bupati Simalungun JR Saragih dan jajaran perwira Polda Sumut.
Dalam sambutannya Kapolda menganugerahkan penghargaan pangkat Komisaris Polisi Anumerta kepada almarhum yang adalah Putra Alm Letkol Adrian Siahaan.
Seperti diberitakan, Andar Siahaan yang menjabat Kapolsek Dolok Pardamean tewas dengan tragis dibantai massa saat menjalankan tugas melakukan penggerebekan markas judi di Desa Rajani Huta, Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun, Rabu (27/3/2013) malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Saat itu AKP Andar dan ketiga anggotanya berhasil menciduk bandar judi tersebut, Namun AndarSiahaan bersama tiga anggotanya, diteriaki maling oleh Tamaria boru Aruan atau sering dipanggil Mak Yani yang merupakan otak atau provokator sehingga mengudang reaksi massa yang akhirnya menghakimi Andar Y Siahan hingga tewas. [ded]
KOMENTAR ANDA