Jika benar Presiden SBY akan menjadi ketua umum Demokrat, maka pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur, itu akan tercatat dalam sejarah sebagai orang paling kuat di partai. Sebab, empat jabatan partai berada di tangannya, yakni ketua umum, ketua dewan pembina, ketua dewan kehormatan dan majelis tinggi partai. Empat jabatan di partai dan satu jabatan politik tertinggi di negeri ini.
Kader yang secara terbuka menyatakan kesiapan untuk menjadi ketua umum bukannya tak bermunculan. Anggota PD Ahmad Shahab dalam suratnya kepada SBY yang disebarkan kepada wartawan di Jakarta, mengatakan bahwa dirinya siap maju menjadi calon ketum PD di KLB nanti.
Dengan majunya Ahmad Shahab ini maka setidaknya sudah ada tiga nama yang secara terbuka maju sebagai calon ketum PD pada KLB nanti.
Mereka adalah mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Cilacap, Tri Dianto, Sekretaris FPD DPR RI, Saan Mustopa, dan anggota PD, Habib Ahmad Shahab. Tri Dianto sudah medeklarasikan diri beberapa hari lalu, sedangkan Saan Mutopa juga sudah menyatakan kesiapannya. Marzuki Alie pun disebut-sebut masuk dalam bursa ketua umum.
Namun belakangan DPD-DPD kompak mengusulkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggantikan Anas Urbaningrum.
Namun dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) 1–15 Maret, di 33 provinsi di Indonesia menemukan fakta berbeda. Sebanyak 1.230 responden dijadikan sample. Marzuki Alie dinilai kader paling pantas menduduki posisi tersebut.
"Jika Ketum harus berasal dari kader PD sendiri, maka Marzuki Alie paling banyak dipilih responden 16,9 persen," ujar Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry, Jumat (29/3/2013).
Kemudian responden memilih Gubernur Jawa Timur Soekarwo 12,7 persen, Ani Yudhoyono 10,4 persen, Ahmad Mubarok 6,7 persen, dan Saan Mustopa 5,4 persen. Sedangkan jika calon dari luar partai, maka Dahlan Iskan dan Mahfud MD paling banyak dipilih responden.
"Sebanyak 19,8 persen responden menilai Dahlan Iskan pantas menjadi Ketum PD dan Mahfud MD 18,9 persen, disusul Menko Polhukam Djoko Suyanto 10,5 persen, dan KSAD Pramono Edie Wibowo 8,3 persen," katanya.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden dengan berpedoman kuesioner. Survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif melalui wawancara mendalam (depth-interview) dan analisis media. [rob]
KOMENTAR ANDA