Sejumlah pengamat politik meminta agar parpol menyeleksi dan menempatkan caleg berkualitas. Namun beberapa parpol masih menempatkan caleg bermasalah di Pemilu tahun depan.
''Di Indonesia banyak orang baik dan lurus. Bahkan, banyak yang memiliki integritas dan komitmen tinggi memperbaiki bangsa dan negara ini. Untuk itu, sebaiknya partai tidak menerima calon kader yang rekam jejaknya tidak sesuai harapan masyarakat,'' ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf.
Menurut dia masyarakat pun diminta ikut meneliti dalam memilih caleg.
''Jangan terbujuk karena uang, atau paket sembako dalam memilih. Jangan karena senang sehari, tapi menderita lama. Rakyat harus kritis, tak boleh terpengaruh money politics,'' imbaunya.
Di tempat terpisah, pengamat politik lainnya, Iberamsjah berharap, pimpinan pusat parpol memperketat seleksi caleg untuk pemilu mendatang. Dia berharap, seleksi caleg dari parpol di setiap tingkatan dilakukan secara profesional dan akuntabel.
Iberamsjah sempat ragu parpol bisa 100% profesional menentukan calegnya.
Dia yakin, dalam proses penyusunan nama-nama caleg nakal yang tetap lolos.
''Peran pimpinan partai di tingkat ranting hingga pusat untuk mencegah masuknya caleg bermasalah sangat vital,'' ujar dia seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, pagi ini.
Sementara Direktur Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mendesak pengurus partai di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional betul-betul memverifikasi untuk mengetahui kredibilitas dan integritas kadernya yang ingin mencalonkan diri pada pemilu 2014.
Sekadar diketahui, sebulan menjelang penyusunan daftar caleg ke KPU sejumlah tokoh bermasalah masuk menjadi anggota parpol untuk menjadi caleg. Beberapa tokoh yang pernah terlibat bermasalah yang santer dikabarkan maju sebagai caleg, antara lain bekas Bupati Garut Aceng Fikri (foto) dan mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji. [ans]
KOMENTAR ANDA