Polri harus segera membuat sketsa wajah salah satu dari 17 anggota pasukan siluman yang menyerbu dan mengeksekusi mati 4 tahanan di Lapas Cebongan, Sleman. Sketsa wajah itu kemudian dipublikasikan ke publik agar masyarakat dapat membantu memberi informasi kepada polisi.
Menurut Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch, sketsa wajah itu bisa dibuat polisi dari keterangan saksi-saksi. Sebab sebelum pasukan bertopeng menyerbu ke dalam Lapas, petugas portir sempat melihat ada dua orang yang meminta diijinkan masuk sambil memperlihatkan selembar surat dengan kop Polda Jogja.
Selain membuat sketsa wajah, ujar Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com, beberapa saat lalu, Rabu (27/3/2013) polisi juga perlu membuat sketsa pasukan penyerbu yang menggunakan topeng itu. Dari sketsa ini akan bisa diketahui pasukan penyerbu itu berasal dari mana. Kebiasaan menggunakan peralatan dan menempatkan aksoseries, seperti granat di bagian tubuhnya bisa menjadi indikasi siapa sesungguhnya mereka. Sebab ada indikasi mereka bukan berasal dari Jogja maupun Jateng.
Indonesia Police Watch (IPW), kata dia, memberi apresiasi pada aparat kepolisian yang terus bekerja mengusut kasus penyerbuan Lapas Cebongan Sleman.
Bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi terus dikumpulkan.
''Hanya saja publik menuntut agar polisi bekerja cepat sehingga kasus ini bisa terungkap dgn cepat. Untuk itu IPW mendesak Polri segera menurunkan Densus 88 untuk segera memburu pelaku dan segera menangkapnya. IPW yakin Polri sudah punya indikasi-indikasi siapa pelaku penyerbuan itu. Untuk itulah sketsa wajah pelaku harus segera dibuat dan dipublikasikan ke publik.'' [ans]
KOMENTAR ANDA