Rencana demo besar-besaran Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), pimpinan Adi Masardi dan Ratna Sarumpaet di Medan, Senin (25/3/2013) kemarin, tidak terbukti.
Kendati begitu, aktivis MKRI Sumut tetap berniat untuk melanjutkan aksi tersebut, kendati waktunya belum ditetapkan.
"Gerakan akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Aksi akan dipusatkan di Tugu Air Mancur/Bundaran SIB dengan cara membagikan selebaran berisi tuntutan untuk turunkan SBY-Boediono," kata Ketua MKRI Sumut, Rudi Samosir dalam keterangan pers yang diterima MedanBagus.Com, Selasa (26/3/2013) siang.
Rudi Samosir bilang, aksi tersebut merupakan gerakan awal, untuk membangkitkan kembali gerakan 98 yang menutut Presiden Suharto turun dari jabatannya.
"Maka, saat ini kita sudah konsolidasikan ke masing-masing BEM se-Sumut serta elemen gerakan mahasiswa demokrasi lainnya serta elemen buruh, petani dan nelayan, yang akan bersatu bersama menuntut SBY-Bodieono untuk segera mundur atau akan kami paksa mundur," tegasnya.
Disinggung mengenai isu kudeta, terang Rudi, MKRI tidak pernah dapat melakukan kudeta sebab MKRI itu merupakan gabungan gerakan sipil. Sementara kudeta hanya bisa dilakukan militer.
"Sedangkan TNI milik SBY juga sudah tidak percaya pada dirinya, sebab dia tahu di tubuh TNI ada yang mau kudeta. Namun, berbeda dengan MKRI termasuk MKRI Sumut karena kita tetap mendesak SBY-Boediono mundur dari jabatan presiden atau akan dipaksa mundur. Kami juga meminta bentuk pemerintahan transisi," ucapnya.
Rudi juga meminta agar pemerintah secepatnya me-nasionalisasi tambang dan perkebunan asing yang ada di Sumut, bubarkan PTPN, laut untuk nelayan Sumut, tanah untuk petani Sumut, sejahterakan buruh Sumut.
"Mengenai jumlah massa, masih dalam pembahasan kami sampai sekarang dan jumlah dipastikan akan besar," pungkasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA