post image
KOMENTAR
Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Seniman Batak asal Sumatera Utara, Zulkaidah boru Harahap, meninggal dunia tadi malam, Senin (25/3/2013) pukul 20.00 WIB.

Zulkaidah menghembuskan nafas terakhir di usianya yang ke 66 tahun di kediamannya, kampung Dolok Pangaribuan (Tiga Dolok), Kabupaten Simalungun, atau sekitar 4 jam perjalanan dari Medan.

Seniman yang dijuluki sebagai Ratu Opera Batak itu meninggalkan lima orang anak Nurjunita, Nurjuniati, Bandit, Halijah dan Metro dari hasil pernikahannya dengan Pontas Gultom alias Zulkarnaen.

Bagi para seniman Batak Sumatera Utara, Zulkaidah merupakan maskot Opera Batak pimpinan Tilhang Gultom pada 1960-an hingga awal 1970-an itu. Kemana pun dia pergi, "sulim" (seruling khas yang biasa ia gunakan untuk mendendangkan lagu-lagu opera Batak) selalu menyertainya, bahkan di kala tidurnya.

Pada masanya, berkat talenta bermain sulim dan vokalnya yang bening, Zulkaidah tak ubahnya bagai "ratu" yang selalu ditunggu kemunculannya di atas panggung opera Batak.

Kepergian Zulkaidah untuk selamanya itu, tentu saja meninggalkan luka yang mendalam, sebab berkat jasanyalah, pamor Opera Batak Sumatera Utara dikenal luas hingga mancanegara.

"Kami dari Pusat Latihan Opera Batak atau PLOt Siantar menyatakan duka yang sangat dalam atas kepergian ito dan maestro kami, Zulkaidah boru Harahap. Semoga diterima di sisi-Nya," tulis Thompson Hs, pimpinan Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Siantar di akun facebooknya.

Kabar meninggalnya Zulkaidah yang diposting Thomson HS itu serta merta mendapat komentar beragam dari para seniman lainnya.

"Turut berduka cita. Maestro itu telah pergi meninggalkan bilangan ilmu yang tak ternilai sekalipun hidup dalam keterbatasan. Konsistensi akan nilai seni dan "perawatan" warisan sejarah seni Batak temporer telah mengharumkan namanya. Selamat jalan Maestro," tulis pemilik nama Thmarapul.

"Turut berdukacita atas meninggalnya maestro seni dan Opera Batak, seorang yang amat konsisten pada profesinya. Semoga Tuhan memberi tempat yang layak baginya. Selamat jalan namboru...!" komentar Albiner Siagian, seorang staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU.

Pemilik Galeri Tondi Medan, Grace Siregar yang kini bermukim di Brington, Inggris, juga tak lupa mengucapkan bela sungkawa. Lewat akun facebooknya, Kali Seratus, Grace Siregar tak akan melupakan sosok Zulkaidah.

"RIP Zulkaidah boru Harahap, maestro Opera Batak. Terima kasih untuk almarhumah yang telah mengisi berkeseniannya dalam berbagai pembukaan pameran seni rupa di Galeri Tondi Medan. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya. Tuhan berkati semua yang ditinggalkan," tulisnya.

Menurut Thompson HS, jenazah Zulkaidah akan dikebumikan siang ini, Selasa (26/3/2013) di tanah wakaf masjid Tigadolok, Simalungun pada pukul 13.00 WIB.


Zulkaidah Harahap bersama Alister Nainggolan. [foto dok]

Selamat jalan Namboru. Semoga warisan sejarah seni Batak yang kau tinggalkan tak akan berakhir dengan sia-sia, seperti pesan Tilhang Gultom, sang pendiri Opera Batak yang kau pegang puluhan tahun lamanya. "Kalau kau sia-siakan, awas kau!" begitu Opung Tilhang Gultom bilang. [ded]

Biodata
Nama: Zulkaidah boru Harahap
Tempat Lahir: Desa Bunga Bondar, Sipirok, Tapanuli Selatan, tahun 1947
Pendidikan: Tidak tamat SD
Suami: Pontas Gultom alias Zulkarnaen
Anak:
- Nurjunita
- Nurjuniati
- Bandit
- Halijah
- Metro

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya