post image
KOMENTAR
Aquila (22 bulan) dan Nyfara (7 bulan), dua bayi asal Sumatra Utara ini membutuhkan dana lebih dari Rp1 miliar, untuk operasi transplantasi hati akibat penyakit atresiabiller yang mereka derita.

"Atresiabiller atau kelainan hati adalah penyakit langka yang dahulu pernah diderita almarhum Bilqis. Jalan pengobatan satu-satunya yang harus ditempuh adalah cangkok hati. Butuh dana lebih dari Rp1 miliar," kata pengamat kesehatan yang juga Direktur Eksekutif Jaringan Kesehatan Masyarakat, dr Delyuzar.

Sudah dua kasus yang terjadi di Sumut dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah. "Pemerintah harus membuat kebijakan terkait penyakit Atresiabiller itu agar dikemudian hari tidak ada lagi Aquila atau Nyfara berikutnya," kata Delyuzar.

Ia mengatakan, kelainan hati merupakan penyakit yang kompleks dan pengoabatannya membutuhkan dana besar.

Pemerintah, ujarnya, mungkin juga tidak dapat membantu sepenuhnya biaya operasi mereka, namun memegang kuasa untuk mengatur regulasi terkait hal itu.

"Misalnya dengan merangkul para dermawan atau pengusaha untuk mendermakan sebahagian uangnya demi pengobatan kedua bayi itu. Ya, saya pikir pemerintah memang seharus juga turut ambil bagian dalam hal ini," katanya.

Sementara, baik keluarga Aquila maupun Nyfara saat ini masih terus menggalang dana, meminta sumbangan ke masyarakat dan instansi.

Ketua Solidaritas Mahasiswa Sumatra Utara (USU) Fendi Senangin, yang proaktif mendukung gerakan relawan untuk Aquila dan Nyfara mengungkapkan sejauh ini di beberapa titik telah disediakan pos-pos sumbangan.

"Sudahlebih seminggu kami bergerak. Tim melibatkan mahasiswa USU, UMSU, UISU dan beberapa universitas lainnya, sumbangan yang dihasilkan cukup signifikan. Kalau pemerintah mau turut membantu, gerakan ini, mungkin akan lebih meringankan," katanya.

Aquila adalah buah hati dari Suraya dan kasusnya diketahui lebih dahulu, baru kemudian Nyfara anak dari M Fajeri Siregar. Untuk Aquila pihak RSCM menjadwalkan bisa dioperasi selambat-lambatnya pada 1 April 2013.  Sementara Nyfara Salsabila Siregar saat ini diraway di RS Nuh Singapore Hospital.

"Donor, alhamdulillah sudah ada. Tinggal terkendala dibiaya operasi dan pengobatan. Kalau dilihat per kasus, Aquila butuh prioritas karena hanya terkendala biaya. Bagi pihak yang ingin membantu, bisa datang ke Fakultas Ilmu Budaya USU Jalan Universitas, jumpai pengurus Pema atau ke Sekretariat Teater O USU yang juga di FIB," kata Fendi. (ant/ded)

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan