M Fajeri Siregar berusaha mencari kerja di Singapura dan rela menjadi pencuci piring di Singapura demi untuk memperoleh status Permanent Residence' atau warga negara tetap.
Status itu dia butuhkan agar mendapatkan keringan biaya untuk buah hatinya, Nyfara Salsabila Siregar, bocah yang masih berusia 7 bulan, pengidap penyakit kelainan hati (Atresia Bilier).
Hal itu diungkapkannya kepada MedanBagus.Com melalui sambungan seluler Singapuranya, tadi malam, Minggu (24/3/2013).
"Demi anak yang sedang berjuang melawan penyakitnya, sudah tidak ada lagi pikiran saya tentang marwah dan harga diri," ungkap Fajeri yang juga seorang Akademisi USU ini.
Dia menambahkan, Pemko Medan tidak perduli dengan nasib Nyfara, padahal saya adalah orang wajib pajak, yang selalu taat membayar pajak setiap tahun nya, tetapi di saat saya membutuhkan bantuan Pemerintah Pemko Medan, tidak ada yang perduli.
"Banyak hikmah yang saya dapat di sini, saya harus memikirkan setiap perak uang yang saya keluarkan di Singapura, ongkos bus mahal, sehingga saya kemana-mana berjalan kaki," tuturnya lagi tanpa lupa mengucapkan syukur karena masih diberikan kesehatan.
"Syukurnya Nyfara anak yang kuat dan semangatnya luar biasa melawan penyakitnya, karena sesungguhnya, kemampuan anak-anak penderita Biliary Atresia itu berbeda-beda, Nyfara dibilang dokter anak yang cukup kuat," imbuhnya lagi.
Diutarakannya, sulit mendapatkan dana tambahan sebesar Rp 1 Miliyar, sementara dana yang masih terkumpul sekitar Rp 500 Juta.
"Jika begini, sakit saya rasakan menjadi warga Indonesia, kalau bisa kita tidak boleh sakit, karena sakit biaya nya mahal dan urusannya repot," tandasnya.
Diketahui, Senin, 25 Maret 2013, Fajeri akan mengirimkan permohonan kepada kedutaan Indonesia untuk Singapura agar mendapatkan keringanan biaya operasi untuk Nyfara. [ded]
KOMENTAR ANDA