Indonesia kini dalam bahaya teror pasukan siluman bersenjata api, yang setiap saat bisa mencabut nyawa orang.
Artinya jika dibiarkan, aksi pasukan siluman ini bukan mustahil suatu saat akan menyerang sendi-sendi kenegaraaan, termasuk menyerang kepentingan kepala negara.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mencatat, dalam waktu satu tahun terakhir sudah ada 3 kasus penyerangan pasukan siluman yang tak kunjung terungkap.
Dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com, beberapa saat lalu, dia merinci penyerangan pertama terjadi di Jakarta, April 2012. Pasukan yang disebut-sebut sebagai ''Geng Motor Pita Kuning'' itu merusak 8 tempat di Jakut dan Jakpus, termasuk Polsek Tanjungpriok. Mereka juga membunuh 2 orang dan belasan lainnya luka.
Penyerangan kedua, jabar Neta S Pane, terjadi 21 Februari 2013, yang menewaskan 8 anggota TNI dan 1 sipil di Papua.
''Penyerangan ketiga terjadi 23 Maret 2013 yang menewaskan 4 tahanan di LP Sleman. Korbannya, pekerja swasta, polisi, dan 2 mahasiswa yang menjadi tersangka dalam kematian anggota Kopassus, Sertu Santoso (31). Pasukan siluman itu masuk ke dalam sel dan menembak mati keempat korban.''
Sampai saat ini, menurut Neta S Pane, tak diketahui siapa penyerang LP Sleman.
''Ada yang mengatakan kelompok preman atau teroris. Jika mereka preman atau teroris, apa kepentingan mereka menyerbu LP dan mengeksekusi tersangka pembunuh anggota Kopassus?'' katanya bernada heran.
Penyerangan pasukan siluman bersenjata ke LP Sleman ini merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di Indonesia. Ironisnya meski pasukan siluman terus menebar teror, belum ada tanda-tanda bakal terungkap.
Pemerintah SBY dan elit-elit keamanannya masih saja berpolemik tapi siapa yang harus bertanggungjawab dalam kasus ini tak kunjung terungkap. [ans]
KOMENTAR ANDA