Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro membantah ada korban tewas dalam dalam insiden yang terjadi di di Mapolsek Barumun, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, Sabtu (23/3/2013) pagi.
Namun Kapolda mengakui, dalam peristiwa itu ada sembilan warga yang menjadi korban akibat tembakan petugas.
"Saya ingin menegaskan, tidak korban tewas yang ada adalah korban luka-luka tembak. Ada yang tertembak di bahu sampai tembus. Namun tidak ada yang tewas," ujar Kapolda saat berkunjung ke Polsek Barumun, tadi malam.
Kapolda bilang, pihaknya akan melakukan audit investigasi terhadap peristiwa tersebut guna mengetahui apakah pihak Polsek Barumun melakukan kesalahan prosedural dalam mengantisipasi aksi warga.
"Kami hadir di sini sekaligus untuk melakukan audit investigasi, apakah tindakan anggota sudah tepat atau tidak. Jika memang diluar prosedural, kita akan berikan tindakan tegas," tambah Wishnu.
Diberitakan sebelumnya, Asrian Harahap (31), satu dari sembilan korban tertembak pada peristiwa bentrok antara warga dengan personil kepolisian di Polsek Barumun dikabarkan meninggal dunia dalam perjalanan ke Medan.
Hal ini disampaikan, Sekretaris Komisi 1 DPRD Padang Lawas, Erwin Pane kepada MedanBagus.Com, Sabtu (23/3/2013) malam.
"Kontak terakhir lewat Labuhanbatu masih hidup, tapi sekitar pukul 18.00 WIB kita kehilangan kontak dan informasi terakhir yang masuk dia sudah meninggal dunia," kata wakil rakyat dari Fraksi PPP itu.
Sebelumnya, kuasa hukum warga Yusuf Nasution menyebutkan, aksi yang terjadi di Polsek Barumun tersebut buntut dari penangkapan terhadap tiga tokoh masyarakat, dipicu persoalan lahan tanah ulayat seluas 2.500 ha yang diperjuangkan warga 4 desa, yaitu Desa Aek Buaton, Hutabargot, Desa Sidongdong, Desa Batu Sundung sejak tahun 1998.
Warga yang menggarapnya diadukan oknum yang mengaku pemilik lahan sehingga polisi menangkap 3 orang warga pada Sabtu (23/03/2013) dini hari. Penangkapan inilah yang memicu kedatangan warga ke Polsek Barumun yang berakhir bentrok.
Sementara Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Abdul Rizal mengaku aksi penembakan terpaksa dilakukan untuk menghalau warga yang bersikap anarkis.
Akibatnya petugas yang mencoba mempertahankan diri memperingatkan mereka dengan memberi tembakan peringatan ke udara. Namun peringatan itu justru dibalas dengan aksi yang makin anarkis sehingga polisi terpaksa menembak ke arah warga.
"Mereka menyerang ke polsek, petugas kita ada 14 orang yang luka, namun yang harus menjalani perawatan ada 5 orang diantaranya," kata Abdul Rizal kepada MedanBagus.Com. [ded]
KOMENTAR ANDA