Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) menganggap demo besar-besaran yang akan mereka gelar Senin, (25/3) merupakan bagian dari pendidikan politik yang benar dan terbaik bagi rakyat. Gerakan ini akan terus berjalan hingga SBY turun. Ingat ini adalah people power bukan kudeta. Kami juga perlu tegaskan bahwa aksi ini tidak sama dengan penjahat, pihak Istana nggak perlu paranoid.
"Karena rakyat Indonesia harus belajar kritis. Jangan terbuai, apalagi menutup mata terhadap nasib orang lain. Barang kali di Indonesia ini ada 20 juta orang kaya, tapi bagai mana dengan masyarakat Indonesia yang masih miskin itu. Maka aksi ini akan mensejahterakan rakyat secara merata juga," kata Presidium MKRI, Ratna Sarumpaet saat diwawancari Harian Rakyat Merdeka, Sabtu.
Ia juga menolak anggapan bahwa MKRI sedang mencari panggung atau lainnya. "Saya dan MKRI mempunyai cita-cita yang baik. Jangan menilai kami ini cari panggung atau lainnya. MKRI itu ada di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Jangan menilai ini hanya Ratna Sarumpaet dan kawan-kawannya cari panggung, itu salah besar," sebutnya.
Organisasi yang ikut demo kata dia seluruh organisasi bergabung di MKRI. "Tapi bergabung juga organisasi lainnya. Namun tidak bisa saya rinci karena banyak sekali. Karena waktu rapat di Cisarua pimpinan yang hadir ada 500 orang. Itu terdiri dari gerakan buruh, petani, mahasiswa, dan lainnya," ujarnya.
Gerakan ini akan terus berjalan hingga SBY turun. Ingat ini adalah people power bukan kudeta. Kami juga perlu tegaskan bahwa aksi ini tidak sama dengan penjahat, pihak Istana nggak perlu paranoid, kata Ratna.
Ia berharap seluruh masyarakat Indonesia mau membuka pikirannya tentang pemerintahan sekarang secara jernih. Masyarakat jangan jadi turis di negara sendiri. Bayangkan pemerintahan SBY sudah gagal dalam segala hal, termasuk tidak melindungi minoritas dan menjaga karakter keIndonesiaan. [rob]
KOMENTAR ANDA