Reaksi isu kudeta atau makar terhadap pemerintahan SBY-Boediono pada 25 Maret mendapat mulai muncul.
Ratusan orang yang menamakan diri Aliansi Tolak Makar (ATM) menuding rencana makar itu digerakkan politisi busuk yang gagal ikut Pemilu, dan ingin meraih kekuasaan secara instan dengan cara-cara inkonstitusional.
''Masyarakat jangan kena tipu daya politisi busuk bermental pecundang, yang ingin memutilasi demokrasi dengan cara-cara makar, kudeta yang inskonstitusional,'' ujar koordinator aksi lapangan, Anto Yulianto di Bundaran Hotel Indonesia, Jumat (22/3) siang.
Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertuliskan "Rakyat Butuh Kesejahteraan Bukan Anarkhisme dan Makar", "Jangan Tunggangi Rakyat untuk Melakukan Makar", "Makar melawan konstitusi, Tolak segala bentuk upaya Makar", "Pemilu sebentar lagi, buat apa revolusi, Bikin susah rakyat !", dan "Politisi Busuk di Balik gerakan MaKaR !!!".
Seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Aliansi Tolak Makar meminta aparat keamanan baik polisi maupun TNI menangkap otak di balik upaya makar yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah.
''Bukti-bukti sudah terang benderang untuk menangkap otak dan pelaku makar. Polisi jangan menjadi banci jika berhadapan dengan aktivis oportunis yang tergabung dalam barisan sakit hati," tantang Anto lagi.
Anto mengajak seluruh komponen masyarakat menjaga demokrasi yang sedang berkembang sebagai buah reformasi, dengan menjadikan perusak demokrasi berkedok aktivis sebagai musuh bersama.
''Seluruh elemen masyarakat, buruh, mahasiswa, tani dan miskin kota, sebaiknya memaksimalkan proses Pemilu yang tinggal hitungan bulan, untuk melakukan perubahan, bukan bergabung dengan cara-cara makar.'' [ans]
KOMENTAR ANDA