Agenda Koordinator Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Ratna Sarumpaet menemui Kapolri Jenderal Timur Pradopo batal. Pasalnya Kapolri mendadak dipanggil SBY ke Istana Negara. Untuk itu pihaknya tetap meminta perlindungan Kapolri karena sudah mendapat ancaman.
"Kedatangan kami tadinya ingin bicara dengan Kapolri. Kami ingin adukan ancaman terhadap MKRI. Nah, sebagai pelindung rakyat, Polri menjadi tempat untuk mengadu. Dilemanya Kapolri ini bawahan Presiden. Tapi sebagai pelindung rakyat seharusnya Polri melindungi kami," sindir Ratna di Mabes Polri Selasa,(19/3).
Ratna menjelaskan, MKRI sebelumnya sudah mengirimkan ultimatum untuk melaksanakan lima tuntutan mereka ke meja Presiden SBY. Namun Presiden malah mengeluarkan statemen yang katanya informasi itu dari intelijen.
''Kesannya Presiden ingin menunjukkan MKRI makar,''ujarnya seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Tak lama setelah itu, Presiden pun mengundang para purnawirawan jenderal ke Istana. Ada kesan hal menyingkapi rencana aksi MKRI pada 25 Maret mendatang.
''Aksi besok akan damai. Adanya statement jenderal (Luhut Binsar Panjaitan) di Istana yang menyatakan bahwa akan melibas, itu bentuk pernyataan mengancam. Untuk itu kita sebelumnya tanggal 24 berharap akan bertemu Kapolri soal aksi ini,'' pungkasnya. [ans]
KOMENTAR ANDA