Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKR) terus bergerak. Gerakan itu tak hanya di jalanan dengan menyuarakan agar SBY-Boediono segera mengundurkan diri. MKRI pun bergerak dengan menemui pimpinan lembaga formal.
Selasa, (19/3) siang ini, Presidium MKRI akan mendatangi Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Di Mabes Polri, Presidium MKRI yang digawangi Ketua Ratna Sarumpaet dan Sekretaris Adhie M Massardi akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Belum jelas agenda pertemuan ini. Namun selama ini MKRI terus membuka borok pemerintahan SBY-Boediono.
Seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, MKRI mengungkap berbagai kegagalan rezim SBY Boediono. Rezim SBY-Boediono misalnya dinilai gagal dalam menjaga kebebasan beragama, gagal menjaga kedaulatan negara, gagal melindungi buruh migran di luar negeri, gagal menjaga keamanan, dan lain-lain.
MKRI pun sudah mengeluarkan lima tuntutan untuk SBY-Boediono. Mereka memberi batas agar SBY-Boediono melaksanakan kelima tuntutan ini sebelum 25 Maret.
Bila tidak sanggup, SBY-Boediono meminta SBY untuk mungundurkan diri sebelum dimundurkan rakyat.
Kelima tuntutan itu adalah nasionalisasi seluruh aset tambang dan migas; selesaikan kasus korupsi dan skandal besar; hentikan liberalissasi impor; turunkan harga-harga; dan hentikan segala bentuk kekerasan dan pelanggaran HAM.
Untuk diketahui, Presidium MKRI bukan hanya kalangan aktivis saja. Di antara Presidium MKRI adalah kalangan akademisi dan cendekiawan.
Di antara Presidium MKI itu Teguh Santosa, Roy Simanjuntak, Chudry Sitompul, Neta S Pane, Razman Nasution, Yudi Latif, M. Hatta Taliwang, Haris Rusli Moti, Fuad Bawazier, Boni Hargens, Eggy Sudjana, Permadi, Ridwan Saidi, Indro Tjahyono, Mulyana W Kusumah, M. Ridha Saleh, Hendardi, Beathor Suryadi, Erwin Usman, Salamuddin Daeng, Habib Mohammad Yazer, Beni Setiono, Pong Harjatmo, Mustar Bona Ventura, Adhe HM Musa Said, Ririn Sefsan dan Berry Nahdian Forqan. [ans]
KOMENTAR ANDA