Adanya sinyalemen KPK diintervensi pihak Istana, sehingga belum memeriksa bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono dibantah mentah-mentah.
"KPK sama sekali tidak ada tekanan atau intervensi (Istana)," tegas Jurubicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (18/3).
Seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Ibas disebut eks Wakil Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis menerima 200 ribu dolar AS dari perusahaan milik Nazaruddin.
Uang dikirim terkait pelaksanaan kongres Partai Demokrat yang digelar di Bandung tahun 2010 lalu. Yulianis menyebutkan data terkait penerimaan uang itu tercatat dalam laptop yang kini sudah dipegang KPK.
Yulianis mengungkap hal itu saat memberi kesaksian di pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis pekan lalu.
Penerimaan uang oleh Ibas juga tertera di dokumen keuangan Yulianis yang beredar di wartawan. Dari dokumen Ibas tercatat menerima uang Rp3,6 miliar.
Uang diterima Ibas dengan empat kali pengiriman.
Pada 29 April 2010. Ibas menerima kiriman uang sebanyak dua kali yakni 500 ribu dolar AS dan 100 ribu dolar AS. Pada 30 April 2010 uang dikirim dari PT Anugrah Nusantara, anak perusahaan Permai Group sebesar 200.000 dolar AS dan 100 ribu dolar AS. [ans]
KOMENTAR ANDA