Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dicurigai telah diintervensi pihak istana, dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika tak segera memeriksa putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Hal ini terkait dengan nama Ibas yang disebut eks Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, menerima 200 ribu Dolar Amerika terkait pelaksanaan kongres Partai Demokrat, di Bandung tahun 2010 lalu.
"Jadi panggil saja, kalau ada tekanan maka bilang rakyat, rakyat pasti akan bela KPK," kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi usai menjadi pembicara sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (16/3).
Yulianis, kata dia, saksi kunci Hambalang belum lama ini bahkan menyebutkan juga kalau data penerimaan uang Ibas yang disimpan dalam laptopnya sudah disita dan saat ini berada ditangan penyidik KPK.
Menurutnya, seperti dikutip dari Rakyat Merdeka Online, pemanggilan Ibas oleh KPK selain merupakan bentuk keadilan bagi masyarakat, juga dilakukan untuk membuktikan bahwa tudingan yang juga dikatakan M. Nazaruddin ini valid atau tidak valid.
"Bahwa kemudian kasus dipetieskan, itu tidak ada masalah yang penting panggil dulu," tekan Adhie.
Adhie menekankan validasi bukti yang menjadi alasan KPK menunda pemanggilan Ibas nantinya malah akan menjerumuskan KPK. Apalagi, saat ini respon publik terhadap Abraham Samad Cs sedang tinggi-tingginya.
"Jangan sampai hanya karena anak presiden, KPK dicerca dan menimbulkan distrust bagi KPK. Dan ini tak boleh terjadi," sindir Adhie. [ans]
KOMENTAR ANDA