Aksi yang rencananya akan digelar serempak di berbagai daerah oleh Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) 25 Maret mendatang bukanlah aksi huru-hara. Aksi untuk menggulingkan pemerintahan SBY-Boediono ini tetap akan dilakukan dengan cara sedamai-damainya.
"(Jadi) salah kalau SBY menggambarkan seolah akan ada huru-hara," kata Adhie Massardi, Sekjen MKRI dalam sebuah diskusi di Gallery Cafe, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3).
Menurut Adhie cara-cara yang dilakukan SBY sselama ini terkesan melakukan pembatasan terhadap ruang gerak rakyat yang ingin menyampaikan aspirasi politiknya.
''Ini kan menakut-nakuti rakyat yang ingin menyampaikan sikap kritisnya. Kami nyatakan bahwa gerakan MKRI 100 persen gerakan damai!'' tegas dia seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Eks jurubicara mendiang Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur itu menyatakan pemerintahan SBY-Boediono harus turun lebih cepat. Sebab, tidak ada lagi alasan yang logis untuk mempertahankan pemerintahan SBY-Boediono.
"Karena negara kita sudah jadi negara gagal," sindir Adhie Massardi.
Sekadar diketahui sebelum ke Jerman dan Maroko, 3 Maret lalu, SBY memang dalam pidatonya menyebutkan kalau berdasarkan info intelejen ada upaya dari segelintir-segelintir pihak yang coba mengganggu jalannya pemerintahan. Termasuk mencoba melengserkan pemerintahan yang saat ini dipegang rezim SBY-Boediono. [ans]
KOMENTAR ANDA