Kehadiran Prabowo Subianto di Istana Negara Senin (11/3) lalu membuat panas telinga sejumlah jenderal purnawirawan yang selama ini berseberangan dengan Prabowo. Tak pelak lagi, perang bintang pun terjadi di kalangan pensiunan perwira tinggi TNI. ''Kunjungan balasan'' bersama 7 jenderal pun dilakukan dipimpin Luhut Panjaitan.
Sampai sekarang masih belum jelas pertemuan Prabowo dan SBY itu inisiatif siapa apakah SBY, atau Prabowo. Jelasnya menurut SBY, dia menerima permintaan dari Prabowo untuk bertemu. Sementara menurut orang dekat Prabowo, Fadli Zon, adalah SBY yang mengundang Prabowo ke Istana.
Jumat, (15/3) kemarin Prabowo mengaku dirinya tidak mau berpikiran negatif mengenai pertemuan tujuh purnawirawan jenderal yang dipimpin Luhut Panjaitan itu.
"Rakyat membutuhkan para elit politik yang bersahabat dan tukar menukar pikiran yang baik," kata Prabowo di Taman Mini, Jakarta Timur seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.
Sementara dalam kolom wawancara Harian Rakyat Merdeka, hari ini Luhut Panjaitan mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang cool. Ia tidak mau Indonesia diserahkan kepada tokoh yang sebenarnya tidak kompeten untuk menjadi presiden tapi populer hanya karena sering tampil di media.
"Kami tidak dalam kapasitas menilai mereka yang muncul. Kalau melihat capres, tentu melihat track record. Misalnya 30 tahun terakhir ini bagaimana. Kalau tentara, bagaimana waktu menjadi sipil, apa success storynya, bagaimana keluarganya, apakah temperamental atau tidak," sindir Luhut Panjaitan. [ans]
KOMENTAR ANDA