Diusianya yang tidak muda lagi, yaitu 66 tahun, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah banyak berkontribusi terhadap pembangunan Nasional. Namun fenomena yang terjadi tidak serta-merta membuat HMI dipuja dan dipuji, tidak sedikit kritikan pedas juga dialamatkan pada HMI. Kini pada kongres HMI ke-XXVIII di Jakarta, 15 Maret 2013, HMI kembali mendapat ujian penting.
"Karena realitasnya banyak kader maupun alumni HMI (KAHMI) yang tersangkut permasalahahan sosial dan pidana. Akibatnya HMI dipuji dan dicaci," kata Ketua Masyarakat Bersama (Mabes) Anti Korupsi, Rahman Latuconsina, beberapa waktu lalu, seperti ditulis Rakyat Merdeka Online.
"Harapan besarnya pada kongres kali ini HMI dapat kembali kepada fitrahnya sebagai organisasi intelektual yang bernafaskan Islam," pinta Rahman.
Rahman menegaskan bahwa HMI yang tergabung dalam Masyarakat Bersama Anti Korupsi (Mabes) Anti Korupsi berharap dapat tercipta solusi cerdas yang bisa mengeluarkan HMI dari sanksi sosial masyarakat.
"Dalam proses Kongres nanti kami mendorong proses penjaringan Ketua Umum PB HMI, dapat berlangsung bersih tanpa adanya permainan uang. HMI harus membuktikan bahwasannya organisasi ini masih mempunyai cica-cita luhur," harap Rahman.
HMI, kata Rahman, lahir di tengah pergolakan fisik dan ideologi bangsa pada 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane. Sejak awal, HMI dibentuk sebagai lembaga sosial kontrol bagi kebijakan pemerintah.
"Hal inilah yang menjadikan HMI sebagai organisasi pengkaderan yang independen bukan organisasi massa dan terhindar dari ranah politik praktis?" tegasnya. [rob]
KOMENTAR ANDA