Warga Hindu Bali sedang merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1935. Bali, terutama Denpasar yang biasanya hiruk-pikuk berbagai aktivitas, hari ini mirip kota mati. Situasi pulau yang dihuni 3,8 juta jiwa dan sering didatangi ribuan wisatawan ini terlihat lengang.
Hari ini Selasa, (12/3), umat Hindu "mengurung diri" di rumahnya masing-masing. Pada saat Nyepi umat Hindu pantang melakukan empat aktivitas selama 24 jam penuh terhitung mulau pukul 06.00 WITA atau pada saat matahari terbit.
Empat pantangan yang dimaksud dengan Tapa Brata Penyepian itu adalah amati karya (tidak bekerja dan aktivitas lainnya), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Saat itu hanya suara alam yang terdengar. Kompleks Perumahan Monang-Maning, Denpasar, yang dihuni sekitar 2.500 keluarga juga tercipta situasi toleransi. Tidak semua penghuni perumahan padat penduduk itu beragama Hindu.
Seperti dilaporkan Rakyat Merdeka Online, sepanjang jalan dan gang-gang tampak sepi, kecuali hanya beberapa pecalang (petugas keamanan desa adat) yang berjaga di ujung gang dan perempatan jalan.
Pemandangan serupa juga hampir terjadi di seluruh pelosok pedesaan di Pulau Dewata. Wisatawan mancanegara yang sengaja berliburan di Bali, bertepatan dengan umat Hindu melaksanakan tapa brata penyepian hanya diperkenankan melakukan aktivitas di dalam kawasan hotel.
Demikian pula umat non-Hindu yang selama ini hidup rukun dan berdampingan satu sama lain pada hari yang "diistimewakan" itu sangat menghormati umat Hindu melaksanakan Tapa Brata Penyepian. [ans]
KOMENTAR ANDA