Untuk ke sekian kalinya, setelah bersaing dalam Pilpres 2009, Prabowo Subianto akan bertemu kembali dengan SBY. Sebelumnya, SBY dan Prabowo pernah bertemu dalam acara open house idul fitri di Istana dan reuni Akabri 73 di Istana Tampaksiring Bali.
Pertemuan kali ini akan digelar di Istana Negara sore nanti Senin, (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB. Agenda pertemuan ini sudah dibenarkan Jurubicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha dan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. Namun keduanya belum mengetahui materi pembicaraan dalam pertemuan itu.
Di luar itu, muncul beragam spekulasi di publik. Spekulasi pertama terkait dengan peristiwa paling anyar, yaitu ditahannya Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Hercules Rozario Marshall oleh Polda Metro Jaya.
Diketahui selama ini, Hercules merupakan "orang Prabowo". Pertemuan SBY dan Prabowo ini pun dikaitkan dengan persoalan itu.
Spekulasi lain, seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, pertemuan ini merupakan langkah politik keduanya menghadapi Pilpres 2014, sementara masalah Hercules, terlalu kecil bila jadi bahan perbincangan dua jenderal ini. Dipastikan, Prabowo akan melaju menjadi capres. Di saat yang sama, SBY sendiri hingga kini belum memiliki calon.
Belakangan memang sempat beredar isu bahwa SBY dan Prabowo hanya butuh "jembatan" saja bila memang Demokrat tidak memiliki capres, dan suaranya di Pemilu terpuruk.
Jembatan itu sosok alternatif, yang bisa mendampingi Prabowo di Pilpres 2014. Bila jembatan ini benar-benar ditemukan, tak mustahil Gerindra dan Demokrat berkoalisi.
Bisa jadi, jembatan itu juga bukan berasal dari Demokrat, tapi sosok lain dari partai yang juga lain, namun sangat dekat dan dipercaya oleh SBY. Dengan demikian komposisi politik menjadi Gerindra-Demokrat dan partai tertentu itu.
Apakah ini mungkin?
Kata orang, dalam politik bisa saja terjadi. Apalagi hal yang paling penting bagi SBY dalam Pilpres 2014 adalah figur yang bisa mengamankan posisinya. Tak penting lagi orang itu Demokrat atau bukan, yang jelas harus loyal.
Siapa sosok yang tersebut? Figur yang paling memungkinan adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa. Hatta Rajasa, meskipun bukan orang Demokrat, namun menjadi Ketua Tim Pemenangan SBY-Boediono dalam Pilpres 2009. Kini, Hatta pun sudah menjadi besan SBY.
Perlu juga dicatat. Prabowo dan Hatta sudah pernah bertemu pada Minggu malam di bulan Februari lalu (3/2). Pertemuan di kediaman Hatta Rajasa ini berlangsung selama dua jam.
Spekulasi lain, pertemuan SBY dan Prabowo ini hanya untuk mencairkan suasana saja. Sebab dalam beberapa kesempatan, SBY dinilai sering menyindir Prabowo.
Saat menyampaikan kuliah umum tentang demokrasi yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada 15 Januari lalu, misalnya, SBY mengingatkan publik agar memwaspadai sosok strongman, yang membahayakan demokrasi dan sering menyampaikan jargon kepentingan nasional demi kepentingan pribadi.
Tentu ada spekulasi lain. Dan besar kemungkinan spekulasi ini tidak akan terjawab meskipun oleh pernyataan langsung, baik oleh SBY maupun Prabowo, usai pertemuan nanti. Bagaimanapun, kompromi politik atau ketegangan politik, justru lebih hingar bingar di balik layar, daripada apa yang ditampilkan di depan panggung. [ans]
KOMENTAR ANDA