post image
KOMENTAR
Penolakan pasangan calon Gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi (ESJA) terhadap hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei pada hari pemungutan suara 7 Maret lalu, dinilai berlebihan.

"Menurut saya sikap pasangan ESJA yang diusung PDIP ini terlalu berlebihan," ujar Direktur LSM Indonesia Konstitusi Watch, Razman kepada MedanBagus.Com Sabtu (9/3/2013).

Diketahui, sore tadi, PDI Perjuangan mengklaim pasangan Effendi Simbolon-Jumiran Abdi (ESJA) mengantongi perolehan suara tertinggi, 32 persen. Sementara paslon GanTeng yang unggul dalam berbagai lembaga survey, hanya meraih dukungan 29,7 persen.

Razman bilang, tidak pernah ada terjadi dari beberapa lembaga survey yang menyatakan hasil quick count pada hari pemilihan menunjukkan kegagalan, karena tingkat margin error quick count itu hanya 1-2 persen saja.

"Memang hitungan real count belum dilakukan, tapi sekali lagi ESJA yang hanya mendapat suara 22-23 % bisa menyalip sampai 10 persen. Ini jelas sebagai usaha untuk membingungkan rakyat."

"Sebaiknya KPUD Sumut segera membuat pernyataan belum boleh ada satu pasanganpun yang menyatakan pasangannya sebagai pemenang sebelum KPUD mengumumkan secara resmi" ujar Razman.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh ESJA adalah usaha untuk mencari sensasi dan mencoba memecah belah masyarakat.

"Saya harap Kapoldasu segera mengantisipasi dan bila perlu bertindak karena ini akan sangat berbahaya bagi pendukung di lapisan bawah," pungkasnya. [ded]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa