post image
KOMENTAR
Suara warga Muhammadiyah diprediksi mengambang di Pemilu 2014. Sikap kelompok yang dulu identik dengan PAN itu, sekarang makin sulit dipetakan. Kemungkinan suara mereka ‘liar’ alias terpecah-pecah ke banyak partai politik.

Masriadi Pasaribu, Pengamat politik Universitas Islam Asyafiiyah  memperkirakan pilihan warga Muhammadiyah akan menyebar ke banyak saluran politik.

Menyebarnya pilihan politik mereka, karena tokoh yang dominan menjadi jangkar merangkul warga Muhammadiyah saat ini sudah merata dimiliki hampir setiap parpol.

Kata dia, dulu PAN dominan menguasai suara warga Muhammadiyah karena memiliki tokoh jangkar di tubuh Ketua Umumnya Amien Rais. Sayangnya, setelah Amien tidak lagi menjadi ketua umum, PAN sulit menjaga keutamaannya di kalangan warga Muhammadiyah.

“Apalagi PAN makin ke tengah dan tidak lagi mau melabelkan dirinya sebagai partai utama warga Muhammadiyah. Ini akan memicu kaburnya suara tradisional dari Muhammadiyah,” katanya di Jakarta, kemarin.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Gun Gun Heryato memproyeksi, pecahnya suara warga Muhammadiyah sangat besar di Pemilu 2014. Bahkan, pecahnya suara tersebut bisa melebih Pemilu 2009.

“Jika pemilu sebelumnya, suara warga Muhammadiyah dominan ke PAN, pemilu mendatang suara tersebut semakin terdistribusi ke banyak parpol,” analisanya seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.

Menurut dia, semua parpol akan bermanuver menarik massa warga Muhammadiyah, guna memenangkan pemilu 2014. Manuver parpol itu, lanjut dia, wajar karena massa Muhammadiyah jumlahnya puluhan juta. Hampir menyamai jumlah massa terbesar dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).

Gun Gun menilai, warga Muhammadiyah bersifat lebih ‘cair’’dalam menentukan pilihan politik. Sifat itu muncul akibat tingkat pendidikan warga Muhammadiyah yang sudah lebih modern dari masa ke masa.

“Akibatnya mereka tidak mudah dipengaruhi. Mereka cenderung kritis dan independen menentukan pilihan,” ujarnya.

Pengamat Politik Bachtiar Effendy mengaku tidak heran dengan besarnya potensi perpecahan suara Muhammadiyah pada pemilu 2014. Terlebih warga Muhammadiyah tidak lagi dianggap eksklusif oleh parpol tertentu.

“Dulu ada PAN, tapi sekarang mereka tidak merawat baik. PAN akan ditinggalkan,” ramalnya.

Bachtiar memprediksi, warga Muhammadiyah yang memilih PAN pada pemilu 2014 akan semakin sedikit. Hal itu dikarena-kan keputusan PAN yang mulai meninggalkan identitas sebagai Islam menjadi partai nasional.

“Perubahan sikap PAN mengecewakan warga Muhammadiyah,” yakin Bachtiar.

Belum lagi, lanjut dia, rencana PAN yang akan membuka pintu bagi Partai Damai Sejahtera (PDS) yang tidak lolos menjadi peserta pemilu untuk berkoalisi.

Bachtiar meramalkan, suara warga Muhammadiyah yang tidak lagi dominan ke PAN akan terdistribusi secara merata ke sejumlah partai Islam lain seperti PPP, PKS dan PKB.

“Suara mereka akan menyebar secara merata,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad bilang, partainya punya cita-cita besar memenangkan Pemilu 2014.

“Agar cita-cita itu terwujud, partai beringin tentu akan mendekati massa Muhammadiyah secara intensif. Mereka sangat penting bagi kami,” kata Fadel.

Menurut dia, selama ini hubungan Muhammadiyah dan Golkar sangat baik. Banyak tokoh Muhammadiyah bahkan menjadi petinggi dan pernah menjadi pengurus inti Partai Golkar.

“Mas Hajrianto itu tokoh Golkar dan Pak Din Syamsuddin pernah di Golkar. Jadi Golkar dan Muhammadiyah itu lengket sekali,” yakin Fadel.

Dia berharap, kedekatan tokoh Muhammadiyah dan Golkar membawa keuntungan politis. Kata dia, dengan menguasai kantong suara massa ormas terbesar kedua ini, Golkar akan sulit dikalahkan pada Pemilu 2014. “Golkar itu rumah semua kelompok. Mayoritas dan minoritas,” cetusnya. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa