post image
KOMENTAR
DPR dipastikan akan mendukung calon tunggal Gubernur Bank Indonesia yang diajukan Presiden SBY, Agus Martowardojo. Namun, dukungan itu tetap diberikan jika  bisa mengambil kebijakan moneter yang memungkinkan transformasi dari ekonomi eksklusif kepada ekonomi inklusif. Artinya, ada kebijakan yang mendukung tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan.

Namun jika tidak bisa, kata anggota Komisi VI dari Fraksi Golkar, Emil Abeng, Agus Martowardoyo akan menghadapi berbagai gangguan, baik selama proses uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI maupun dalam mengemban tugas sebagai Gubernur BI.

Untuk itu, tidak ada kata lain bagi Agus Martowardoyo untuk memperjelas komitmennya kepada kepentingan rakyat dan nasional, khususnya terkait daya saing nasional seperti suku bunga kredit yang kompetitif bagi pelaku usaha dan kebijakan nilai tukar yang stabil.

Emil Abeng pun mengingatkan setidaknya ada empat komitmen dan visi Agus sesuai dengan pasal 23d Konstitusi dan tugas dan fungsi Bank Indonesia yang diatur UU Bank Indonesia. Pertama adalah suku bunga acuan BI Rate di angka 5,75 persen, yang bagi dunia usaha masih tinggi dan belum mendukung daya saing nasional.

"Jika dibandingkan di negara-negara lain di Asia, contoh Bank Sentral Thailand hanya menerapkan 2,75 persen, Malaysia di tingkat 3,5 persen dan Singapura di kisaran 3 sampai 4 persen. Bagaimana kita bisa bersaing di era ASEAN community 2015?" kata Emil beberapa saat lalu Kamis, (7/3).

Komitmen kedua, lanjut Emil seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, terkait dengan suku bunga yang diterapkan industri perbankan nasional untuk pelaku usaha. Mayoritas di DPR dalam Hal ini menginginkan penurunan suku bunga kredit di bawah 8 persen. Sebab suku bunga kredit yang berlaku sekarang sekitar 12 persen dinilai masih terlalu tinggi jika dibandingkan industri perbankan di negara-negara lain di Asia.

Sementara komitmen ketiga, masih kata Emil, terkait dengan tugas hakiki Agus Martowardoyo sebagai Gubernur Bank Sentral yang menetapkan spread margin perbankan di atas 4 sampai 5 persen maksimum. Dan keempat adalah menjaga keseimbangan dan stabilitas fiskal dan moneter seperti mata uang rupiah yang stabil, inflasi yang rendah, suku bunga pinjaman yang kompetitif dengan pelaku bisnis negara lain, hingga penyediaan dana bagi pelaku bisnis utamanya UMKM.

"Jadi sekarang tinggal bagaimana meyakinkan kami bagaimana komitmen Agus Martowardoyo terhadap kepentingan bangsa terutama terkait daya saing nasional," demikian Emil. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa