Kemenangan beruntun pasangan yang diusung PKS di Pilkada Sumatera Utara dan Jawa Barat diperkirakan akan menaikkan elektabilitas PKS pada pemilu 2014 mendatang.
"Sumut dan Jabar memiliki jumlah pemilih yang relatif besar di Indonesia. Jumlah pemilih di Jawa Barat itu terbesar di Pulau Jawa, dan Sumatera Utara memiliki jumlah terbesar di Pulau Sumatera," kata pengamat politik dari Media Survey Nasional (Median), Rico Marbun, beberapa saat lalu, Kamis (7/3).
Rico mengatakan kemenangan di Sumut sebenarnya sangat berharga bagi PKS. Sebab Sumut notabene dengan pemilih yang relatif pluralis, membuktikan kandidat yang ditawarkan PKS bisa diterima banyak pihak dengan latar belakang berbeda.
Kemenangan pasangan Gatot Pujo dan Tengku Ery Nuradi yang diusung PKS pada Pilgubsu menurut pengajar politik Universitas Paramadina ini, telah diprediksi sejak awal.
Berdasarkan temuan survei Median pada 17-22 Februari 2013, tingkat elektabilitas, pasangan ini menduduki peringkat pertama dengan 29,9 persen, disusul Gus Irawan-Sukiman sebesar 22,5 persen, Effendi Simbolon-Jumira Abdi 13,7 persen, Amri Tambunan-RE Nainggolan sebesar 11,3 persen, dan Chairuman Harahap-Fadli Nurzal sebesar 8,8 persen, sedangkan yang tidak menentukan sebesar 14,1 persen.
"Berdasarkan hasil quick count diketahui bahwa raihan pasangan Gatot Pujo-Tengku Ery menacapai sekitar 32 persen, menunjukkan di dua pekan terakhir, petinggi PKS berhasil memanfaatkan momentum menaikkan elektabilitas pasangan itu," ujarnya seperti dikutip dari Rakyat Merdeka Online.
Selain itu, menurut pengajar universitas paramadina ini, satu yang menarik dari pilkada Jabar dan Sumut ini adalah ketidakmampuan Jokowi effect memenangkan pasangan yang didukungnya.
Menurutnya, kemenangan di dua pilkada itu telah menunjukkan kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS, telah berhasil membalikkan arus serangan terhadap PKS, menjadi peluang.
Serangan kepada PKS setidaknya bisa dijadikan peningkat soliditas bagi kader PKS, ketimbang meruntuhkan soliditas mereka.
"Jadi kekalahan pasangan kepala daerah yang menghadirkan Jokowi sebagai juru kampanye di Jabar dan Sumut, bisa menunjukkan tuah jokowi mulai memudar," sindirnya. [ans]
KOMENTAR ANDA