Presiden SBY berkunjung ke Jerman dan Hongaria bukan untuk mengulur-ulur Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
”Kunjungan ini tidak ada kaitannya dengan Partai Demokrat. Ini sudah diagendakan sejak lama,’’ ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha saat dihubungi via telepon, di Jerman, Senin (4/3) malam.
Berikut laporan selengkapnya seperti dilansir Rakyat Merdeka Online;
Ada yang menilai kunjungan itu untuk menghindari kemelut Partai Demokrat, apa benar?
Penilaian itu salah, terlalu mengada-ada. Kunjungan kerja Presiden ini sudah diagendakan jauh hari. Kunjungan itu bukan untuk menghindari permasalahan di tanah air. Juga bukan bermaksud mengulur KLB Partai Demokrat.
Apa yang bisa diperbuat SBY dari luar negeri?
Segala sesuatu di tanah air merupakan bagian dari tugas juru bicara untuk menyampaikan pemberitaan terkini, khususnya yang menjadi perhatian publik kepada Presiden.
Kami pasti akan menyampaikannya pada kesempatan pertama meski jadwal kegiatan beliau ketat. Selain itu, beliau juga bisa mendapatkan laporan dari menteri terkait bila ada sesuatu yang penting di tanah air.
Kenapa sekarang ke luar negeri, bukankah bisa ditunda?
Kunjungan Presiden ke Jerman telah direncanakan sekian lama. Ini tindak lanjut kerja sama bilateral kedua negara.
Kunjungan SBY ini memenuhi undangan kehormatan dari pemerintah Jerman. Ini kunjungan balasan. Sebab, sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel sudah datang ke Indonesia.
Kita berkepentingan menjalin hubungan bilateral dan kerja sama yang baik dengan Jerman, khususnya menindaklanjuti Jakarta Declaration yang telah disepakati kedua negara.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu?
Beberapa isu penting. Misalnya, masalah ekonomi, proses transisi demokrasi, rule of law, isu human rights, pengelolaan lingkungan, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, dan industri pertahanan, ketahanan pangan, energi dan transportasi.
Isu tersebut dinilai sangat penting bagi kepentingan nasional kita. Negara kita sesungguhnya telah mendapatkan tempat terhormat di panggung internasional atas berbagai capaian di bawah kepemimpinan Presiden SBY.
Kalau hal-hal yang besar itu kemudian direduksi seperti ditanyakan, sungguh kita seperti sedang terperangkap dalam cara pandang yang sempit.
Dalam entry briefing Senin pagi di Berlin, Jerman, yang dihadiri seluruh delegasi, termasuk kalangan media massa, Presiden SBY mengajak kita semua berpikir secara positif dan optimistis agar negara dan rakyat kita menjadi lebih baik dan maju.
Apa itu saja agendanya?
Presiden SBY ke Berlin, Jerman, juga menghadiri pembukaan pameran Pariwisata Internasional Berlin.
Presiden SBY mewakili Indonesia sebagai co-host sebuah pameran yang sangat terkenal ini. Presiden mengatakan akan menggunakan momen ini untuk membangkitkan sektor pariwisata kita demi menyaingi Singapura, Thailand, dan China.
Bukankah gonjang-ganjing politik di tanah air bisa mengganggu kerja SBY di luar negeri?
Hal ini tidak sampai mengganggu kerja Bapak Presiden. Beliau tetap konsen bekerja di luar negeri. Tidak terpengaruh terhadap isu-isu politik nasional saat ini.
Oh ya, apa benar SBY gebrak meja saat mendengar Ibas menerima uang dari Nazaruddin?
Ah, itu nggak benar. Gebrak meja yang bagaimana maksudnya. Ini juga tidak jelas konteksnya. Jangan sampai kita menyalahartikan sesuatu.
Sikap SBY bagaimana mengenai isu itu?
Presiden SBY adalah seorang pribadi yang taat dan menghormati hukum. Dalam menjalankan tugas negara dan pemerintahan, beliau senantiasa berpedoman pada kewenangan Presiden sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945.
Selama sembilan tahun mengemban tugas selaku Presiden, beliau menjalankannya dengan penuh pengabdian dan tanggung jawab. Tentu harapan Presiden SBY, pemerintahan ini dapat semakin meningkat kinerjanya sampai 2014 meski saat ini masuk tahun politik.
Menyadari hal itu, beliau mengingatkan kepada anggota kabinet dan jajaran pemerintahan, baik di pusat dan daerah agar tetap fokus bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya dalam mengemban amanat rakyat. [ans]
KOMENTAR ANDA