Lagi-lagi kinerja polisi dituding lamban. Beberapa saat lalu, Selasa (5/3/2013) dua orang yang mengaku sebagai korban Malapraktik di RS Sufina Aziz berunjuk rasa di depan Mapolresta Medan.
Diantar rekan-rekannya, Mariana dan Sri Rahayu datang dengan menggunakan kursi roda. Kedatangan mereka ke Mapolresta Medan meminta polisi harus lebih serius menindaklanjuti laporan Mariana tentang dugaan Malapraktik pada medio Februari lalu itu.
"Haruskah kita menunggu korban-korban Malapraktik lainnya?" kata Januar Nainggolan dari LSM Pekan bernada heran saat berorasi di depan Mapolresta Medan.
Sekadar diketahui, Mariana menjalani operasi cesar di RS Sufina Aziz akhir Desember 2012 lalu, setelah melahirkan dan dia pun lumpuh.
Guru SD Muhammadiyah ini menduga proses pembiusan yang tidak lancar sewaktu proses melahirkan yang jadi penyebabnya. Sri Rahayu yang melahirkan Mei 2010, belakangan bergabung untuk menuntut keadilan bagi dirinya setelah melihat tindakan Mariana.
Dijelaskan Sri Rahayu, dia juga sebagai korban dari dokter anestesi yang menangani Mariana, yaitu dr Lui.
Kata dia, sama seperti yang dihadapi Mariana, dirinya juga mengalami kelumpuhan dan mengalami gejala-gejala mirip lainnya seperti sakit ketika buang air kecil. Sambil menangis, Mariana mengungkapkan harapannya kepada polisi.
"Saya memohon kepada penegak hukum, bantulah kami para korban Malapraktik RS Sufina Aziz ini karena kami selaku ibu memiliki kewajiban di rumah tangga dan di luar juga. Jika tidak ada kebijaksanaan dari penegak hukum, semoga Allah yang membalas semua ini," ujarnya.
Monitoring MedanBagus.Com, usai dari Mapolresta Medan, mereka melanjutkan aksi unjuk rasa ke Dinas Kesehatan Kota Medan, DPRD Kota Medan dan RS Sufina Aziz. [ans]
KOMENTAR ANDA