Kesuksesan sebuah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bukan hanya diukur dari seberapa banyak partisipasi masyarakat yang datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS). Tapi bisa juga diukur dari tingginya suara golongan putih (Golput).
Pendapat ini disampaikan ekonom nasional Ichsanudin Noorsy yang menjadi panelis di acara Debat Cagub yang disiarkan langsung di TVOne, Jumat (1/3/2013) malam lalu.
"Saya memang berbeda pandangan terhadap teman-teman pengamat politik. Saya mengukur tingkat keberhasilan sebuah pemilu dari voter education itu. Semakin tinggi angka Golputnya, berarti semakin cerdas masyarakatnya," kata Ichsanudin dalam perbincangan dengan MedanBagus.Com usai acara Debat Cagub.
Ichsanudin bilang, tingginya angka Golput tersebut merupakan refresentasi dari
voter education, sebuah kesaradan pemilih untuk tidak memilih karena sudah mengetahui calon yang akan dipilihnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Ichsanudin Noorsy ngomong begini karena punya riset, bukan asal ngomong," imbuhnya.
Setidaknya, dari rata-rata setiap dia tampil sebagai panelis, kecenderungan meningkatnya angka golput itu selalu terjadi.
"Jadi kalau saya jadi panelis di satu debat, tingkat golputnya bisa menjadi 40 sampai 45 persen. Itukan karena mereka sadar, ini calon tidak merefresentasikan aspirasi publik," pungkasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA