Presiden SBY menuding ada kelompok tertentu yang berencana mengganggu stabilitas politik dalam negeri. Dari laporan intelijen, SBY mengaku di tahun ini akan ramai isu-isu yang memojokkan dan mengganggu pemerintahannya.
Pengamat intelijen Wawan Purwanto menilai, tahun 2013, sebagaimana dipopulerkan SBY, merupakan tahun politik. Situasi politik di tahun 2013 akan memanas. Berbagai intrik akan muncul jelang pemilu 2014 dihelat.
"Menjelang 2014 intrik-intrik politik makin kencang. Pernyataan SBY itu wajar-wajar saja dan bukan masalah," kata Wawan seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Minggu (3/3).
Wawan menjelaskan bukan masalah Presiden SBY menyampaikan laporan intelijen ke publik. Presiden merupakan user dari intelijen negara. Data-data intelijen mau diapakan oleh presiden tidaklah masalah.
"Itu bagian dari komunikasi presiden kepada rakyat," katanya.
Dalam situasi tahun politik, menurut Wawan, pernyataan SBY ini bisa dipahami sebagai bagian dari intrik politik.
Lewat pernyataannya itu SBY ingin membangkitkan sentimen atau citra positif. SBY berupaya mencari simpati dan dukungan masyarakat dengan memunculkan stigma (noda) dan kekurangan-kekurangan dari lawan pemerintah.
"Imbauan SBY agar semua pihak tetap berada dalam koridor demokrasi tepat dan memang harus dihindari. Menumbangkan rezim dengan upaya minor di tengah jalan, kudeta atau impeachment, tidak mendidik dan akan berakibat buruk. Cara-cara seperti ini melahirkan balas dendam," katanya.
Wawan menilai, kasus pajak Cikeas, bocornya Sprindik Anas, Lapindo dan kasus Century yang mulai diangkat-angkat lagi ke permukaan mentriger atau mengaktifkan alarm meningkatnya suhu politik 2013.
"SBY sadar lawan politiknya punya media, bisa menggerakkan demo, membentuk opini dan pencitraan negatif. Dalam konteks inilah pernyataan SBY bisa dipahami," kata Wawan. [ans]
KOMENTAR ANDA