Saling serang antara masing-masing pasangan calon terjadi saat digelar debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Jumat (1/3/2013) malam.
Debat Cagub yang diselenggarakan KPU Sumut itu berlangsung selama kurang lebih dua jam dan disiarkan secara langsung sebuah stasiun televisi swasta itu dibagi ke dalam dua sesi.
Sesi pertama merupakan paparan visi dan misi yang diulas kedua panelis. Di sesi ini, praktis tidak banyak tawaran hal yang baru. Pasangan nomor urut satu tetap pada rencana mensejahterakan rakyat, pasangan nomor urut dua membangun infrastruktur, pasangan nomor urut tiga program membangun dari desa, pasangan nomor urut empat membangun dalam kebhinekaan dan pasangan nomor urut lima menjadikan Sumut sebagai daerah memiliki daya saing.
Debat panas justru terjadi pada sesi kedua dimana para calon boleh mengajukan pertanyaan pada calon lain. Dialog dan jawaban yang dilontarkan antara sesama calon gubernur dan calon wakili gubernur banyak diwarnai dengan sindiran dan ejekan.
Bahkan atmosfir debat sempat memunculkan ketegangan karena para kandidat mulai out of konteks, bukan mendebat program tapi lebih menyidir pribadi sang calon.
"Bapak belum pernah menjadi bupati, sih," ungkap T Erry Nuradi, cawagubsu, pasangan Gatot Pujo Nugroho menyikapi pertanyaan Chairuman Harahap terkait e-KTP.
Begitu juga ketika Soekirman bertanya pada T Erry soal kebijakan distribusi Bahan Bakar Minyak bagi para petani. "Ini wakil bupati bertanya pada bupati," ujar Tengku Erry sambil mengulum senyum.
Cagubsu Effendi Simbolon tak mau ketinggalan. Bahkan dia terkesan mengejek Cagub Amri Tambunan dengan menyebutnya lansia (lanjut usia)
Sindiran itu terjadi saat Amri Tambunan mengajukan pertanyaan yang diarahkan kepada pasangan Effendi Simbolon. "Bisa tolong speednya dipercepat Pak. Kita orang-orang muda ini terbiasa bicara cepat."
"Inilah kalau ada cagub lansia, seperti mobil tua," sambung Effendi dibarengi tawa.
Amri Tambunan yang baru kali ini tampil perdana dalam acara debat bersama pasangan calon lain bisa jadi kaget diserang begitu. Tak ada senyuman dari wajahnya, meski seisi ruangan dipenuhi derai tawa.
Menurut Ichsanudin Noorsy, yang menjadi panelis bersama Profesor Subilhar, sesi terakhir debat itu tidak menyentuh subtansi persoalan. Apalagi mampu menyampaikan program kerja calon jika terpilih sebagai gubernur.
"Kalau cross fire diantara peserta kandidat, sebagai sebuah hiburan iya. tapi tidak mencerdaskan," ujarnya kepada Medanbagus.Com usai acara.
Menurutnya, esensi debat yang mestinya menonjolkan kemampuan pasangan calon dalam membedah program kerja gagal disampaikan.
Ini merujuk pada saat Cawagub Fadly Nurzal meminta Effendi Simbolon menjabarkan program konkret jika dia jadi gubernur. "Nantilah kami sampaikan setelah tanggal 7 Maret. Kalau sekarang kami jawab, enaklah pasangan lain," kata Effendi enteng.
Debat panas bukan hanya terasa ketika sesi debat para kandidat, bahkan di bawah panggung para pendukung pasangan calon pun saling ejek satu sama lain saat meneriakkan yel-yel untuk jagoannya.
Di sela jeda iklan, saat para pendukung GusMan membawakan yel-yel dukungan "kita pilih yang nomor 1", para pendukung ES-JA menimpalinya dengan "nomor 2". Dan ini terjadi berulang-ulang. Apalagi kemudian pendukung Charly ikut-ikutan dengan teriakan "pilih nomor 3".
"Seperti nonton sepakbola saja. Para kandidat juga hanya mengandalkan hiburan dan
kelucuan semata," ujar Elfanda Ananda, pengamat kebijakan publik.
Mengenai saling serang antarkandidat yang menjurus ke pribadi, menjadi perhatian Ketua Panwas Sumut, David Susanto. Menurutnya, jika ada pasangan calon yang merasa dirugikan dalam debat tersebut bisa melaporkannya kepada Panwaslu.
"Silahkan lapor. Akan kita tindaklanjuti," pungkas David. [ded]
KOMENTAR ANDA