post image
KOMENTAR
MBC. PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Majalengka berintergrasi dengan perkebunan tebu dan pabrik gula, mengembangkan penggemukan sapi tebu atau Sate.

Sapi-sapi tersebut dikembangkan di hamparan kebun tebu.

Dari total area pabrik gula (PG) Jatitujuh seluas 12 ribu hektar, sebanyak delapan ribu hektar di antaranya digunakan untuk perkebunan tebu, sisanya empat ribu hektar lainnya untuk fasilitas umum seperti jalan dan rumah pegawai.

Di pusat penggemukan dan RPH ini, RNI bisa menggemukan 500 ekor sapi. Para sapi tersebut bisa memakan hasil limbah tebu yang tidak terpakai hasil pabrik.

“Tetes tebu dan pucuk tebu terhadap sapi itu sangat kompetitif konsentratnya dengan dikombinasikan dedak, rumput gajah dan ampas tahu,” ujar Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro, seperti yang dilansir Rakyat Merdeka Online, Sabtu (2/3).

Dilanjutkan Ismed, nantinya penggemukan sapi dengan pakan ternak tanaman tebu akan bersinergi dengan RPH modern yang akan selesai 10 November 2013.

Saat ini menurut Ismed, Jatitujuh memiliki kapasitas pemotongan 30 ribu ekor sapi per tahun atau sekitar 2.500 ekor sapi per bulan atau 100 ekor per hari.
 
Menurut Ismed, RPH ini memiliki luas 4 hektar dengan biaya investasi yang diperlukan untuk membangun RPH ini senilai Rp 25 miliar. [rmol/hta]
 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi