Selain sebagai penerus bangsa, remaja, khususnya pelajar sudah berhak memilih kandidat terbaik sesuai hati nurani. Maka, peran pelajar penting dalam penyelenggaraan Pilkada juga meminimalisir angka partisipan golput.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi Pemilihan Suara Daerah (KPUD) Sumut Nurlela Johan, Jumat (1/3).
Pelajar, katanya, banyak terorientasi pada golput. "Bukan karena mereka tidak tahu apa-apa, tapi kandidatnya belum dianggap tepat, sehingga, timbul efek ingin golput. Ini yang sedang ingin kita sampaikan untuk meminimalisir angka golput, khususnya tingkat remaja,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Surya Adinata, SH, MKn menegaskan ikut serta dalam mengadvokasi penyelenggaraan pemilu bagi seluruh masyarakat, tidak terkecuali pelajar.
“Bagi pelajar, jika usia sudah mencukupi sebagai peserta pemilu, pilgub Maret mendatang akan menjadi pengalaman pertama di bidang politik. Jadi, kita mengajak dan memberi pemahaman kepada ratusan peserta yang sebagian besar pelajar SMA (sederajat) untuk mengawasinya,” katanya.
Selain itu, dia mengimbau, pelajar sebagai bagian masyarakat yang mestinya turut mengawasi penyelenggaraan pemilu.
“LBH Medan juga akan membantu advokasi pelajar yang mengetahui pelanggaran pelaksanaan Pilkada.
Dengan menyertakan bukti dan saksi, pelajar yang melaporkan pelanggaran pasti terus kami dampingi. Oleh sebab itu, peran pelajar sangat penting bagi penyelenggaraan pemilu yang menentukan bagaimana nasib Sumut, dan Indonesia di masa depan,” jelasnya. [ans]
KOMENTAR ANDA