Capres yang diusung Partai Golkar sepertinya tak menjual. Pasalnya, meski sudah dianggap kerja keras namun Aburizal Bakrie dengan blusukan dan turba alias turun ke bawah belum membuahkan hasil.
Hasil survei Taylor Nelson Sofres (TNS) membuktikan, elektabilitas ketua umum Golkar yang akrab disapa Ical itu hanya 7 persen.
Survei itu dilakukan pada 14-19 Januari terhadap 2.020 responden di 31 provinsi di Indonesia. Margin of error hasil survei ini diperkirakan kurang dari 4 persen.
"Mereka tidak peduli dengan visi misi. Kalau suka pada orangnya, itulah yang dipilih," ucap Presdir NLC Taufik Bahaudin di Jakarta, Kamis (28/2).
Menurut dia, tingginya suara Prabowo dan kecilnya suara Ical bukan karena visi dan misi kedua. Bahaudin menilai, pola pilih masyarakat Indonesia lebih didasarkan pada rasa, bukan rasio.
Dia mencontohkan posisi Joko Widodo dalam pilgub DKI. Jokowi terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta bukan karena visi misinya bagus, tapi karena gayanya yang ndeso mau mau belusukan disukai warga.
Hal ini juga terjadi para Prabowo. Masyarakat cenderung memilih dia lantaran kecewa dengan kepemimpinan SBY.
"Prabowo dianggap antitesanya SBY," katanya.
Di survei ini, TNC dan NCL tidak memasukkan dalam Jokowi yang sedang naik daun. Alasannya, Jokowi sudah menyatakan tidak bersedia maju di 2014. Kalau Jokowi maju, dukungan untuk Prabowo pun bisa lewat.
Berikut hasilnya:
1. Prabowo Subianto elektabilitas sebesar 35 persen
2. Megawati elektabilitas 20 persen
3. Jusuf Kalla sebesar 12 persen
4. Ical elektabilitas 7 persen
5. Wiranto, Sri Sultan Hamengkubuono dan Dahlan Iskan yang masing-masing 4 persen.
6. Hatta Rajasa dan Mahfud MD masing-masing 2 persen
7. Ani Yudhoyono dan Sri Mulyani masing-masing 1 persen. [ans]
KOMENTAR ANDA