PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kemarin melakukan seremoni pembangunan bagian dasar kapal (keel laying) Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di galangan kapal Hyundai Heavy Industri di Ulsan, Korea Selatan.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com siang ini mengatakan, dengan dimulainya tahapan keel laying ini pembangunan FSRU di Lampung diharapkan bisa selesai tepat waktu yaitu di pertengahan tahun 2014. Sehingga dengan beroperasinya FSRU Lampung pasokan gas untuk sektor industri, komersial dan juga rumah tangga di Lampung dan Jawa Barat akan terus meningkat.
Seiring dengan penyelesaian FSRU Lampung, pararel PGN sedang menyelesaikan proyek distribusi Lampung sepanjang 88 km dan infrastruktur distribusi lainnya dalam rangka mempersiapkan penyerapan pasokan gas bumi domestik dan proyek FSRU lainnya.
“Sebagai BUMN, PGN berkomitmen untuk terus membangun infrastruktur gas agar pemanfaatan gas secara nasional bertambah besar. Apalagi penggunaan gas bagi industri terbukti lebih efisien dan memberikan nilai tambah maksimal bagi perekonomian nasional,” jelas Hendi di Ulsan, Korea (27/2).
Tahapan keel laying merupakan proses lanjutan dari pengerjaan steel cutting atau pemotongan lembaran baja yang sudah dilakukan sebelumnya. Setelah tahapan keel laying selesai, proses pengerjaan FSRU akan berlanjut ke pembangunan mooring system, lalu off-take station (OTS), dan onshore receiving facilities (ORF). Kemudian akan dibangun pipeline system sepanjang 21 km dari Labuhan Maringgai Lampung ke lokasi FSRU.
Proyek FSRU Lampung memiliki kapasitas 240 MMscfd dan menghabiskan biaya investasi senilai 250 �" 300 juta USD. Dalam pembangunan infrastruktur gas di Lampung ini, PGN bekerjasama dengan Hoegh LNG Ltd dari Norwegia dan PT Rekayasa Industri.
FSRU Lampung merupakan FSRU kedua yang dibangun oleh PGN. Sebelumnya, sebagai penyalur dan distributor gas nasional, PGN melalui PT Nusantara Regas membangun FSRU Jawa Barat yang telah beroperasi tahun 2012. Nusantara Regas merupakan perusahaan patungan antara PGN dan Pertamina. Dalam kerjasama tersebut, PGN memiliki 40% saham Nusantara Regas.
Hendi menegaskan, PGN mendukung penuh kebijakan pemerintah yang akan meningkatkan pasokan gas untuk kebutuhan domestik. Kebijakan tersebut merupakan momentum yang sangat baik untuk mewujudkan program transformasi energi dari BBM ke Gas seperti yang sudah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2012 lalu.
Oleh karena itu, PGN menyambut baik kebijakan tambahan alokasi gas domestik. Sebab, dengan bertambahnya pasokan gas maka kebutuhan konsumen, khususnya industri yang terus meningkat akan mampu terpenuhi.
Dan bagi sektor industri, katanya, ketersediaan dan jaminan pasokan gas akan mendorong mereka untuk terus melakukan ekspansi usaha. Sehingga peluang tersedianya lapangan kerja baru akan semakin besar.
Adanya jaminan pasokan gas bagi sektor industri, lanjut Hendi, akan menciptakan multiplier effect yang sangat positif bagi perekonomian Indonesia. Bila tahun lalu kontribusi sektor industri, menurut data kementerian perindustrian mencapai 24% dari Gross Domestic Product (GDP) nasional, di tahun-tahun mendatang tentunya akan semakin meningkat.
“Bila industri berkembang maka lapangan kerja akan tersedia semakin luas dan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Melalui pembangunan infrastruktur gas, PGN ingin berkontribusi maksimal dalam peningkatan ekonomi nasional tersebut,” tegas Hendi.
Agar tujuan tersebut tercapai, menurut Hendi, perlu sinergi yang baik diantara seluruh stakeholders gas di Indonesia. Sehingga dalam pengembangan dan pengelolaan gas bumi, tiga unsur utama yaitu pasokan, infrastruktur dan pasar bisa berjalan secara bersamaan.
"Pengembangan dan pengelolaan gas bumi membutuhkan sinergi dan koordinasi antara di hulu, midstream dan hilir. Bila itu berhasil kita lakukan, pemanfaatan gas bumi akan memberi nilai tambah maksimal dan berkelanjutan," ujar Hendi.
Sampai tahun 2012 jumlah pelanggan PGN mencapai 89 ribu pelanggan. Sementara volume gas yang disalurkan kepada pelanggan mencapai 806 mmscfd, meningkat dibandingkan periode sama tahun 2011 sebesar 795 mmscfd.
Dari total volume gas PGN tersebut, sekitar 90% di salurkan ke sektor industri.
Pada kesempatan ini hadir Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Susilo Siswoutomo, Wakil Ketua SKK Migas Yohanes Widjanarko,Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso dan Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda Hasjim. [ans]
KOMENTAR ANDA