KPK diminta jangan menunggu lama untuk menetapkan status tersangka terhadap Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas (Sekjen DPP Partai Demokrat). Dan diadili seberat-beratnya karena sudah menerima uang hasil korupsi.
Setidaknya itu bisa dilakukan atas dasar kesaksian mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Selain itu, data dan fakta-fakta yang terungkap di persidangan yang kini menjadi bahan pegangan KPK.
Menurut pengamat politik dari The Indonesian Reform, Martimus Amin, dalam perbincangan dengan salah satu stasiun televisi, Rabu dini hari (27/2), Anas Urbaningrum secara mengejutkan "membenarkan" keterangan Nazaruddin yang sebelumnya mengungkapkan perihal penerimaan duit dari Nazaruddin kepada anak bungsu Presiden SBY itu.
"Terkuak sudah tabir misteri dua kali gebrakan meja oleh SBY dalam pertemuannya dengan Nazaruddin 23 Mei 2011 di Cikeas. Kabarnya gebrakan meja SBY kedua membuat meja terpental," kata Martimus Amin, kepada wartawan, Rabu (27/2).
"Anas yang mengantar Nazaruddin (ke Cikeas) dan menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri secara langsung peristiwa itu," tambah dia.
Kabarnya, emosi yang meluap dari SBY merupakan reaksi atas ancaman yang disampaikan Nazaruddin langsung kepada SBY beberapa jam sebelum kabur ke luar negeri. Gebrakan meja SBY diduga terkait pernyataan Nazaruddin yang mengungkapkan bahwa Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas juga menerima uang.
"Maka akan terkuak pula misteri gerakan meja kedua yakni dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Cikeas dan kroni lainnya," kata Martimus.
Usai keterangan Nazaruddin, Ibu Negara Ani Yudhoyono juga telah menerima uang darinya sebesar US$ 5 juta, pemberian dari Pertamina.
Anas dalam perbincangan dengan salah satu stasiun televisi yang ditayangkan Rabu dini hari (27/2), menyatakan, pertemuan itu berlangsung pada pukul 11.00 malam. Selain Anas, Amir Syamsuddin selaku Sekretaris Dewan Kehormatan dan beberapa petinggi Demokrat juga hadir.
Namun kepada MedanBagus.Com, beberapa saat lalu Rabu (27/2), Amir Syamsuddin membantah mentah-mentah keterangan Anas tersebut. Menurut dia, dalam pertemuan itu, tidak ada membahas masalah aliran dana Hambalang.
''Saya belum hilang ingatan. Jadi tak benar saat pertemuan itu membahas masalah aliran dana apapun,'' ujarnya di Medan. [ald/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA