Banyak kalangan menilai nasib Partai Demokrat pasca pengunduran Anas Urbaningrum bisa hancur. Namun sebaliknya, bisa pula bangkit dan dapat mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Pengamat politik Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk menyatakan yang jadi masalah utama Demokrat saat ini adalah citra partai korup. Demokrat, kata dia, bisa pulih dan mengembalikan kepercayaan masyarakat kalau mampu melakukan dua hal, yaitu dengan memasukan orang-orang bersih di dalam penguruh partai dan merekrut caleg bersih untuk pemilu nanti.
Orang-orang bersih yang saat ini diwacanakan masuk Demokrat untuk menempati posisi ketua umum yang ditinggalkan Anas antara lain Mahfud MD, Anis Baswedan, Djoko Suyanto.
"Kehadiran mereka akan sangat membantu Demokrat bangkit," ujar Hamdi kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (25/2) malam.
Namun, bukan berarti langkah ini tidak mendapat tantangan. Kata Hamdi, kader-kader senior tentu tidak begitu saja menerima dengan orang-orang itu. Apalagi kalau orang-orang tadi ditempatkan di posisi penting.
"Ini bisa menyebabkan perpecahan di internal. Sebab, orang-orang tadi tidak berkeringat. Kader yang senior akan cemburu," ucapnya.
Cara lainnya adalah dengan merekrut caleg bersih. Kata Hamdi, dengan caleg yang bersih, masyarakat akan yakin bahwa Demokrat serius untuk melakukan perbaikan. Secara perlahan, mereka juga akan kembali ke Demokrat.
Di saat genting seperti ini, lanjutnya, Demokrat harus hati-hati. Hal yang paling menentukan nasib Demokrat adalah pemilihan ketua umum pengganti Anas. kalau SBY salah memilih orang, Demokrat bisa hancur.
Kata Hamdi, Demokrat sempat menjadi harapan masyarakat karena dianggap Demokrat dan partai modern. Apabila dalam pemilihan ketua umum baru nanti yang jadi adalah dari keluarga SBY, maka Demokrat dipastikan tidak akan bisa bangkit. Masyarakat hanya akan menganggap Demokrat sebagai partai keluarga yang didirikan hanya untuk kepentingan keluarga.
"Kalau nanti yang dipilihnya adalah bagian dari keluarga, sudah tidak bisa diharapkan lagi. Masyarakat akan melihat, pelengseran Anas kemarin juga lebih karena ada pertarungan ego antara SBY dan Anas," tandasnya. [dem/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA