Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) USU berharap pelatihan-perlatihan jurnalis akan menghadirkan media-media dan jurnalis-jurnalis yang kritis, menyajika informasi lokal yang lebih banyak serta mengedepankan independensi berita dan bukan hanya isu nasional saja.
Demikian dituturkan, Bendahara PEMA USU, Oki Ferianda kepada MedanBagus.com dalam acara Workshop on Journalism Pelatihan Jurnalistik 'Media dan Konstruksi Sebuah Bangsa', di Aula LPPM USU, Jalan Dr Mansyur Medan, Sabtu (23/2/2013).
"Kalau bisa untuk acara kedepan dibuat lebih inovatif dan kreatif lagi, jadi tidak sama dengan acara-acara media yang lain dan diharapkan media-media online lainnya bisa lebih banyak sebagai media mengkritisi," tambah Oki lagi.
Hal itu senada yang dikatakan, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, Bobby Heryawan Tarigan. Dia menuturkan, acaranya bagus, karena mahasiswa sekarang harus mengerti tentang situasi di sekitarnya, harapannya jiwa kritis mahasiwa yang sudah mulai luntur dan berkurang bisa muncul kembali.
"Kalau bisa workshop seperti ini bukan hanya diadakan di daerah tapi juga di daerah-daerah seperti Serdang bedagai, Pematang Siantar dsb," tandasnya.
Sebelumnya, Pemimpin Redaksi MedanBagus.com, Dedy Ardiansyah mengatakan, Industri pers yang sekarang ini terbuka sejak tahun 1995 ketika peralihan antara Soeharto ke Habibie, Munculnya adalah melalui UU. Pers thn 1995 dan Habibie sebagai tokoh Pers yang di usung oleh pers Indonesia.
"Yang diproduksi swartawan adalah berita yakni,informasi yang disampaikan kepada orang yang disajikan menarik," tuturnya membahas mengenai Hukum dan Kode etik pada workshop itu.
Acara yang digelar hingga besok (Minggu, 24/2) itu di USU merupakan gelaran ke dua MedanBagus.com dan Teguh School of Democracy, setelah diawali di Januari 2013 yang digelar di kampus STIPAP. [rob]
KOMENTAR ANDA