Ternyata saat KPK mengumumkan dia sebagai tersangka, Anas Urbaningrum tidak berada di rumahnya. Tapi, status di BlackBerry Messenger (BBM)-nya langsung berubah, saat KPK menetapkan statusnya: Nabok Nyilih Tangan. Dalam bahasa Jawa, itu artinya menampar pakai tangan orang lain.
Kediaman dia di kawasan Duren Sawit begitu ramai, semalam. Sejumlah kader Demokrat menyambangi Anas. Para tetangga juga berdatangan. Mereka sekedar berkerumun, berdiri dan melihat-lihat suasana di depan pagar rumah Anas.
Apa maksud Nabok Nyilih Tangan? Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Profesor Achmad Mubarok yang dekat dengan Anas menolak menjelaskan ungkapan itu. Ia percaya kebenaran dan keadilan. Sehingga yang nabok nyilih tangan itu suatu saat bisa kena hukum karma.
"Saya tidak mau berprasangka. Tapi yakinlah, kebenaran dan keadilan Tuhan itu akan terbuka pada waktunya. Ada orang baik dipenjara tapi keluarnya jadi presiden. Contohnya, Nelson Mandela. Ada juga orang jadi menteri tapi ujungnya masuk bui, contohnya juga ada," kata Mubarok kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurutnya, satu hikmah bisa dipetik dari kejadian ini. Yakni Partai Demokrat lebih mudah melangkah. Karena otomatis, Anas akan mengundurkan diri sebagai Ketum Partai Demokrat. Soal penggantinya, ditentukan Majelis Tinggi.
"Apakah dilakukan KLB (kongres luar biasa) atau ditunjuk Plt (pelaksana tugas). Majelis Tinggi yang menentukan," tutur Mubarok.
Sementara pengamat politik dari UI Profesor Amir Santoso menerangkan, nabok nyilih tangan itu artinya memukul lawan pakai tangan orang lain. Dalam kaitan ini, mungkin maksudnya, Anas merasa ada yang menabok dirinya lewat orang lain, dalam hal ini mungkin lewat sprindik yang dibocorkan ke publik itu.
"Ada yang bermain secara tidak gentle. Dan sekarang saatnya Anas menabok balik pihak yang nabok dirinya pakai tangan orang lain itu. Itu kalau dia mau mempertahankan reputasi dan nama baiknya. Buka saja semua borok yang dia ketahui ke publik karena rakyat senang dan mendukung langkah itu," kata Amir Santoso.
Kalau Anas berani buka-bukaan, rakyat akan mendukung langkah itu. Anas jangan mau jadi korban sendirian.
"Kalau ada orang di atasnya yang menurutnya salah, buka saja kasusnya. Anas tak perlu sedih menghadapi kasus ini," katanya. [zul/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA