Kepala Kejakasan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Noor Rochmad melantik enam pejabat teras yang menduduki wilayah Kejaksaan Sumut. Pejabat yang dilantik itu diantaranya dua orang pejabat Asisten di Kejatisu, tiga orang Kajari di tiga wilayah Sumut dan dan satu orang Kepala Bagian. .
Informasi yang diperoleh MedanBagus.com, mutasi kedua Asisten di Kejatisu merupakan orang terbaik versi Kejaksaan Agung (Kejagung).
Dua orang pejabat di lingkup Kejatisu resmi dilantik, adalah Jaja Subagja yang sebelumnya sebagai Kajari Tangerang, akan menggantikan posisi Raja Nafrizal sebagai Asisten Intelijen (Asintel) di Kejatisu.
Selain itu, ada pula Yuspar, yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Sub Direktorat Pra Penuntutan pada Direktorat OHARDA pada Jampidum Kejagung, akan menggantikan posisi Manumpak Pane, selaku Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) di Kejatisu.
Tiga orang Kajari di tiga wilayah Sumut yakni Henderi, yang sebelumnya bertugas sebagai koordinator Kejati Jambi, akan duduk sebagai Kejari Stabat menggantikan posisi Asep, yang naik pangkat menjadi Kabag Penyusunan Program, Laporan dan Penilaian pada Sesjampidsus Kejagung. Selain itu ada juga I Dewa Gede Wirajana yang sebelumnya bertugas sebagai Kabag TU pada Kejati Bali, akan duduk sebagai Kajari Kabanjahe
Sementara itu, Riki Septa Tarigan, mantan Kasipidum Kejari Medan ditugaskan sebagai Kajari Lima Puluh, setelah tidak sampai satu tahun dirinya bertugas di Kalimantan Selatan sebagai Kabag TU pada Kejati Kalsel.
Bertempat di aula Kejatisu, Kamis (21/2), usai pelantikan Jaja Subagya menyatakan, selain Raja Nafrizal, ia juga merupakan yang terbaik sehingga ditugaskan ke Kejati Sumut.
"Saya Kajari tipe A terbaik di Indonesia. Kemarin, Raja sebagai Asintel saya sebagai Kajari. Saya juga dapat cipta karya. Jadi pas dan kerjasama yang baik," ujar Jaja yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tangerang.
Lanjutnya, dimanapun ia bekerja dirinya ingin menjadi yang terbaik. Untuk tahap awal ketika duduk di Kejatisu, Jaja akan melakukan konsolidasi ke timnya. Adapun prestasi yang ditorehkan oleh pendahulunya Raja Nafrizal, akan tetap ia pertahankan.
"Saya pernah menjadi Aspidum di Riau dan sering main di Medan. Jadi saya tahu karakter Medan. Karakter korupsi sini sama saja dengan wilayah lain. Siapa yang bilang payah, kan tadi terbaik. Kita akan bekerja lebih baik lagi," urai Jaja ketika ditanyai perihal karakter korupsi di Medan dan kinerjanya untuk membantu menyelidiki perkara tipikor. [ans]
KOMENTAR ANDA