Selama ini track record Menteri Keuangan Agus Martowardojo dikenal sebagai orang yang sangat formalistis memegang aturan. Hal ini terbukti, paling tidak, saat Agus menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri.
Karena itu kecerobohan Agus dalam kasus Hambalang memicu kecugiraan sementara pihak. Kecorobahan itu misalnya tergambar dari langkah Agus yang menyetujui anggaran proyek hambalang kendati waktu pengajuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA KL) TA 2010 yang diajukan Sekretaris Kemenpora Wahid Muharram telah melebihi batas waktu sebagaimana diatur dalam PMK 69/PMK.02/2010.
Kecorobahan kedua, Agus menyetujui kontrak tahun jamak meskipun pendapat teknis Kementerian Pekerjaan Umum tidak ditandatangani Menteri PU Djoko Kirmanto, melainkan ditandatangani Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU.
Sementara kecurigaan yang muncul dari sikap ceroboh ini adalah kemungkian Agus mendapat tekanan dari kekuatan yang lebih tinggi darinya. Bila tidak, sulit bagi Agus untuk ceroboh seperti itu.
Namun, kecurigaan ini langsung ditepis oleh politisi Demokrat Ruhut Sitompul. Ruhut memastikan tidak ada sama sekali tekanan dari pihak manapun kepada Agus.
"Tida ada itu tekanan dari mana pun. Aku lihat di televisi, Agus mengatakan juga bahwa ia tidak tahu persoalan korupsi di Hambalang," kata Ruhut kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu Kamis, (21/2).
Ruhut sendiri menilai Agus tidak sedang cuci tangan. Misalnya Agus mengatakan bahwa ia tidak mengetahui perubahan pola anggaran proyek pembangunan sport center Hambalang dari tahun tunggal (single years) menjadi tahun jamak (multi years).
"Aku tahu persis Agus. Dia itu orangnya bersih dan jujur. Yang kupahami dia itu tidak tahu apa-apa. Karena itu pula, saya minta KPK cepatlah menuntaskan persoalan ini agar tidak muncul spekulasi dimana-mana," kata Ruhut. [ysa/rmol/ans]
KOMENTAR ANDA