DPR RI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7 triliun untuk membeli 58,88 persen saham milik Nippon Asahan Alumunium (NAA). Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima sebelum Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Ketua Otoritas Asahan dan Dirut Inalum.
"Kerjasama dengan PT Inalum akan berakhir dan harus ada kepastian di tahun 2013 tentang pengambilalihan PT Inalum yang sudah disepakati 100 persen yang mau kita ambil. Tidak lagi dikerjasamakan dengan pihak Jepang," kata Aria seperti yang dilansir Antara, Rabu (20/2)
Politisi PDIP itu berharap pengambilalihan 100 persen saham Inalum mampu menciptakan lapangan kerja dan kemajuan industri di tanah air.
"PT Inalum kan produk alumunium terbesar di Asia. Dengan diambilalih, maka akan terintegrasi dengan sektor industri lainnya. Itu mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kita butuhkan produk Inalum," kata Aria Bima.
Pemerintah, kata dia, juga tak perlu berpikir panjang untuk mengambilalih PT Inalum.
"Harus diambil karena kita yakin PT Inalum ini berdampak positif. Harus dibangun pride (kebanggaan) sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.
Saat ini, NAA menguasai 58,88 persen saham yang diperkirakan bernilai Rp7 triliun.
Sebelumnya pada Tahun 2012, DPR dan Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran Rp2 triliun dan tahun 2013 sebesar Rp5 triliun. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA