Rektor IAIN, Prof Ibnu Hajar Damanik dan Rektor Unimed, Nur Ahmad Fadhil memberikan langkah-langkah kepada cagubsu/cawagubsu untuk kembali fokus kepada persoalan peningkatan mutu pendidikan di Sumut.
Ini mereka lakukan sebagai bentuk keprihatinan atas lemahnya visi-misi cagub/cawagub, utamanya soal pendidikan.
Rektor Unimed menyarankan kepada pemimpin yang akan datang harus lebih banyak belajar ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. "Jadikan Kaltim sebagai panutan untuk Sumut soal pendidikan," sebut Prof Ibnu Hajar Damanik, kepada MedanBagus.com, Selasa (19/02/2013).
Keberanian Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mengalokasikan anggaran yang sangat besar ke perguruan tinggi menurutnya harus menjadi pembanding untuk melakukan hal yang sama di Sumut.
"Per lima tahun, Kaltim berani mengalokasikan anggaran Rp.1,3 triliun ke perguruan tinggi, memprogramkan 100 orang doktor setiap tahun dan membiayai S2 bagi sarjana," katanya.
Selama ini menurut, Ibnu Hajar, kebanyakan provinsi lain masih terpaku pada persentase APBN maupun APBD sebesar 20 persen. Padahal menurutnya, daerah lain seperti Surabaya, sudah mengalokasikan APBD nya untuk pendidikan mencapai 33 persen.
"Surabaya berani mengalokasikan 33 persen APBD untuk pendidikan. Memang kalau mau cepat maju, sisi pendidikan dan peningkatan SDM ini tidak bisa ditawar lagi," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Rektor Institus Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Prof. DR. Nur Achmad Fadhil menyebutkan, peringkat pendidikan Sumut secara nasional saat ini berada di peringkat 27.
Menurutnya kondisi ini memprihatinkan mengingat Sumut pernah menjadi andalan Indonesia dalam setiap program pertukaran guru dengan negara tetangga, khususnya Malaysia.
"Dulu guru di Sumatera Utara ini sangat diperhitungkan hingga ke mancanegara, sekarang secara nasional peringkat 27 mungkin di Asia Tenggara tidak masuk peringkat lagi," katanya ketika berbicara sebagai Panelis pada Dialog dan Penajaman Visi Misi Cagub/Cawagub Sumut 2013, di Tiara Convention. [rob]
KOMENTAR ANDA